Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Survei Charta Politika - Paslon Nomor 01 Unggul 18,2 Persen

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Tak Kurang dari 53,6 Persen

Foto : ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

MENYAPA WARGA BANYUWANGI - Calon Presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo menyapa pendukung saat kampanye terbuka di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (25/3). Kampanye tersebut dihadiri oleh ribuan pendukung dari berbagai parpol pengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2019 yang akan digelar kurang dari satu bulan lagi, Charta Politika Indonesia merilis hasil survei nasional preferensi politik masyarakat. Dari hasil surveinya, Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 01, Jokowi-Ma'ruf, unggul 53,6 persen dibandingkan dengan pesaingnya, Prabowo-Sandi, yang hanya mendapatkan angka 35,4 persen. Dengan demikian selisih keunggulan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 18,2 persen.

"Pada pengujian tingkat elektabilitas paslon, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dipilih oleh 53,6 responden, mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Senin (25/3).

Sementara itu, untuk undecided voters berada pada angka 11 persen. Jadi, apabila dilakukan ekstrapolarisasi dengan kategori undecided voters dihilangkan, atau dengan kata lain undecided voters diasumsikan tidak menggunakan hak pilihnya maka perolehan suara Jokowi-Ma'ruf menjadi 60,22 persen, sedangkan suara Prabowo-Sandi menjadi 39,78 persen. Dengan begitu, selisih keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap pesaingnya mencapai 20,44 persen.

Hal tersebut juga berbanding lurus dengan tingkat kemantapan pilihan terhadap Paslon yang tergolong tinggi. "Tingkat kemantapan pilihan terhadap kandidat capres-cawapres sudah tergolong tinggi, berkisar pada angka 80 persen," jelas Yunarto.

Menurut dia, angka tersebut diprediksi akan cenderung stagnan hingga hari pemungutan suara, melihat dari stagnasi elektabilitas dari kedua paslon dalam tiga bulan terakhir. Dalam arti angka elektabilitas paslon tidak akan jauh berbeda dengan hasil survei bulan Maret, kecuali jika ada tsunami politik atau peristiwa politik besar yang merugikan kandidat langsung.

"Kecuali jika terjadi tsunami politik atau kasus besar yang menimpa kandidat langsung, bukan partai yang mendukung. Atau yang kedua kalau terjadi krisis ekonomi," jelas Yunarto.

Survei Charta Politika tersebut dilakukan dari 1-9 Maret 2019 dengan melakukan wawancara tatap muka, dengan menggunakan kuesioner terstruktur terhadap 2.000 orang yang sudah 17 tahun atau terdaftar sebagai pemilih. Metode penarikan sampel dilakukan secara acak bertingkat dengan margin of error kurang lebih 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Soliditas Tinggi

Sementara dalam diskusi Pemilu "Persaingan Makin Ketat, Siapa Selamat, Siapa Blunder?" di Jakarta, Senin, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan bahwa kampanye terbuka yang kini tengah dilakukan oleh kedua Paslon, tidak terlalu berdampak terhadap undecided voters. Justru kampanye terbuka itu akan lebih menyolidkan pemilih yang sudah solid memilih paslonnya.

"Kampanye terbuka hanya menyolidkan pemilih. Ketika mereka bertemu dengan tokoh yang mereka idolakan, itu akan meyakinkan pilihan mereka," terangnya.

Menurut Ray, hal tersebut dikarenakan berdasarkan dari hasil lembaga survei, tingkat kesolidan pemilih begitu tinggi dan kecil kemungkinan untuk mengubah pilihannya. Ia pun mencontohkan hasil dari sebuah lembaga survei, yang menunjukkan tingkat kesolidan masing-masing pendukung kedua kubu mencapai angka 87-88 persen. Jadi, yang dibutuhkan untuk meningkatkan elektabilitas hanyalah meraup suara undecided voters. tri/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top