Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Perubahan Iklim

El Nino Dapat Mempercepat Hilangnya Gletser Tropis di Puncak Jaya

Foto : ISTIMEWA

Perubahan Iklim

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena cuaca El Nino tahun ini bisa mempercepat hilangnya salah satu gletser tropis terakhir di dunia yang ada di Indonesia, yang sudah terancam oleh perubahan iklim.

Dikutip dari BenarNews, Rabu (23/8), Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan lapisan es yang berada di Puncak Jaya, Papua, gunung tertinggi di Tanah Air telah mencair hingga ketebalan 6 meter pada Desember 2022, dari 8 meter setahun sebelumnya dan 22 meter pada 2016.

Dwikorita menyalahkan pemanasan global sebagai penyebab utama hilangnya es dengan cepat, serta terjadinya El Nino secara berkala, yaitu fluktuasi alami suhu laut yang memengaruhi pola cuaca di seluruh dunia.

"Ini berdampak besar bagi berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut," kata Dwikorita dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs BMKG.

"Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Ditambah lagi, masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut," tambahnya.

El Nino cenderung membawa kondisi cuaca yang lebih panas dan kering ke Indonesia, mengurangi curah hujan dan meningkatkan penguapan.

Penurunan Gletser

BMKG mengatakan El Nino terkuat yang pernah tercatat, yang terjadi pada 2015 dan 2016, telah mempercepat penurunan gletser hingga 5 meter per tahun.

Puncak Jaya dengan ketinggian 4,884 meter di atas permukaan laut adalah bagian dari Pegunungan Barisan Sudirman yang membentang di Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini.

Gletser itu pertama kali didokumentasikan oleh penjelajah Eropa pada awal abad ke-20 dan sejak itu menarik banyak ilmuwan, peneliti dan pencinta alam yang kagum dengan keberadaannya di negara tropis.

Namun, sepanjang dekade-dekade berikutnya, gletser itu menyusut seiring meningkatnya suhu dan menurunnya curah hujan.

Pada 2010, sebuah tim ilmuwan dari Ohio State University dan BMKG mengambil inti es dari gletser itu dan menemukan bukti sejarah panjang dan sensitivitasnya terhadap perubahan iklim.

Ilmuwan memperkirakan bahwa gletser itu telah ada selama setidaknya 5.000 tahun dan telah bertahan dari periode hangat sebelumnya.

Donaldi Sukma Permana, ahli klimatologi yang memimpin studi tentang dampak perubahan iklim terhadap gletser di Puncak Jaya, mengatakan es telah menipis sekitar 2,5 meter per tahun sejak 2016 hingga 2022.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top