Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perekonomian

Ekspansi Manufaktur Diikuti Pembukaan Lapangan Kerja

Foto : ISTIMEWA

Febrio Kacaribu, Kepala BKF Kemenkeu

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah menilai tren ekspansi industri manufaktur di Tanah Air masih berlanjut hingga Agustus lalu. Bahkan, tren positif tersebut juga diikuti oleh pembukaan lapangan kerja yang makin menguat.

Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, beberapa waktu lalu menunjukkan indeks pada Agustus 2023 berada di level 53,9 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya di posisi 53,3. Indeks di atas 50 menunjukkan industri manufaktur ekspansif, sementara PMI di bawah 50 mengindikasikan adanya kontraksi.

PMI Manufaktur Indonesia mampu melampaui PMI Manufaktur Taiwan (44,3), Malaysia (47,8), Thailand (48,9), Filipina (49,7), dan Myanmar (53,0). Selain itu mengungguli PMI Manufaktur Jerman (39,1), Inggris (42,5), Belanda (45,9), Amerika Serikat (47,0), Korea Selatan (48,9), Jepang (49,6), dan Tiongkok (51,0).

"Penguatan aktivitas manufaktur ini didorong oleh meningkatnya permintaan baru, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Tren ekspansi sektor manufaktur juga diperkirakan diikuti oleh pembukaan lapangan kerja yang semakin kuat pada Agustus lalu," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (4/9).

Secara keseluruhan, sambung Febrio, para pelaku industri manufaktur nasional tetap optimis dalam melihat potensi perekonomian dalam jangka pendek. Pertumbuhan sektor manufaktur harus terus didukung untuk memperkuat fundamental perekonomian agar tetap mampu tumbuh tinggi dan menyerap lapangan kerja di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Serap Pekerja

Pada kesempatan lain, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan setiap tahunnya industri manufaktur di Tanah Air setidaknya membutuhkan 682 ribu jiwa pekerja baru namun kebutuhan tersebut belum mampu terpenuhi.

"Setiap tahunnya industri manufaktur membutuhkan 682 ribu orang pekerja baru, namun sayangnya hal itu belum sepenuhnya dapat dipenuhi," kata Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita di Padang, Sumatera Barat, Senin (4/9).

Hal tersebut disampaikan Menperin RI usai memberikan kuliah umum bertajuk peningkatan indeks kepercayaan industri (IKI) melalui pengembangan sumber daya manusia industri "SDM industri berkualitas, IKI meningkat" yang diselenggarakan Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat.

Dia menjelaskan hal itu terjadi lantaran adanya ketidakcocokan antara kompetensi lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha yang tersedia atau membutuhkan. Berdasarkan data survei angkatan kerja nasional (sakernas) pada 2022 menunjukkan bahwa terdapat 8,42 juta pengangguran di Tanah Air dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,86 persen. Jumlah itu turun 0,63 poin dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 6,49 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top