Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Warisan Bangsa

Ekskavasi Arkeologis di Pulau Onrust

Foto : ANTARA/M Riezko Bima Elko P

Personel Tim Arkeologi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melakukan ekskavasi di situs Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Rabu (15/11).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan, ternyata mengandung banyak peninggalan dan nilai sejarah. Untuk menghindari kerusakan peninggalan sejarah, Dinas Kebudayaan (Disbud) Jakarta tengah melakukan ekskavasi (penggalian) arkeologi. Ekskavasi dilakukan 8-22 November.

Ketua Satuan Pelaksana Museum Arkeologi Onrust, Teuku Muhamad Rizki Ramadhan mengatakan, kegiatan ekskavasi dilakukan untuk melanjutkan kembali penelitian. Selain itu, penggalian juga melanjutkan kegiatan sama yang pernah dilakukan pada tahun 1995.

Hal ini juga sebagai pembuktian titik lokasi akses keluar masuk dan batas-batas bastion benteng pertahanan Pulau Onrust mengacu kepada denah yang digambarkan JW Heydt pada tahun 1744.

"Ekskavasi ini menggali kembali benteng maupun benda-benda arkeologis Pulau Onrust dan sekitarnya. Temuan ini akan disimpan di Museum Arkeologi Pulau Onrust," ujar Rizki, Rabu (15/11).

Baca Juga :
Uji Emisi Jaksel

Rizki menjelaskan, kegiatan penggalian merupakan salah satu program bidang perlindungan kebudayaan. Hasil kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan pelestarian cagar budaya di Pulau Onrust.

"Meskipun ada ekskavasi, kunjungan tetap dibuka, karena sudah kita batasi lokasi yang mesti digali para arkeolog," katanya, dikutip jakartagoid. Arkeolog dan Ahli Cagar Budaya Jakarta, Candrian Attahiyyat, menambahkan, ekskavasi dilakukan untuk membuktikan benteng besar berbentuk segi lima dengan bastion di tiap-tiap sudutnya ini sesuai dengan denah.

Di samping itu, juga untuk mengetahui apakah luas benteng tersebut benar mencapai hampir 2/3 dari pulau. "Kami mendapat hasil ketebalan benteng ini 1,5 meter hingga dua meter. Bahkan kami juga mendata kembali tiga bastion yang baru terungkap," tuturnya.

Menurut Candrian, pondasi bangunan Pulau Onrust ini penuh dengan tumpukan, sehingga untuk melakukan ekskavasi cukup terkendala. Para penggali harus benar-benar hati-hati. Penelitian ini menggunakan pemindaian georadar yang merupakan alat cek lapisan tanah dibantu lima arkeolog muda.

"Hingga kini kami telah menemukan sisa bangunan dan pondasi sisi utara, sisa struktur benteng, fasilitas umum, serta temuan lepas," ungkapnya. Candrian menuturkan, peninggalan sejarah ini sangat berharga. Bahkan, tidak hanya ada di Pulau Onrust, tetapi jugadi pulau lainnya di Kepulauan Seribu dan daratan Jakarta.

"Kita harus saling menghargai dan menjaga peninggalan nenek moyang," tandasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top