Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis I Kota Boros dan Ciptakan “Bubble Property”

Ekonomi Perdesaan sebagai Kunci Ketahanan Nasional

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dikatakan, tidak mungkin negara bertahan dengan devisa sangat terbatas kalau kebergantungan pada konsumsi begitu besar. Untuk itu, kalau pemerintah fokus ke situ, Indonesia akan bertahan. Sebab, Indonesia tidak lagi bergantung luar negeri. "Kalau makan saja tergantung petani asing, bagaimana kita mau maju? Itulah kemiskinan kalau beli dari petani asing, akibatnya jutaan orang menganggur," tegasnya.

Ade menjelaskan, kalau di desa ada kegiatan ekonomi produktif, penduduk tidak akan lari ke kota. "Kalau itu diterapkan, rakyat akan menjadi makmur," jelasnya.

Ade menyatakan untuk membiayai pembangunan perdesaan, pemerintah bisa menggunakan anggaran dari alokasi pembayaran bunga obligasi rekapitalisasi perbankan eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). "Pembayaran bunga obligasi rekap ini mesti dimoratorium selama tujuh tahun. Alokasi anggarannya kemudian digunakan untuk stimulus industri nasional yang menggunakan lokal konten tinggi dan membangun perdesaan," katanya.

Itulah pentingnya perputaran uang besar di dalam negeri dalam pembangunan ekonomi. Setiap kali berputar akan bertumbuh dan kalau berputar puluhan kali akan bertumbuh puluhan kali lipat. "Di situlah kunci keamanan nasional. Di situlah pembangunan pemerataan inklusif," ujar Ade.

Menurutnya, selama ini pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas karena anggaran digunakan untuk konsumsi. Padahal, kalau digunakan untuk modal pembangunan akan berjalan terus dan berlipat ganda. "Kalau konsumsi, pajak yang diterima hanya sekali, yaitu PPN 10 persen dan sistem ini akan memperkaya orang kaya dan negara asing. Tapi, kalau dana pembayaran obligasi rekap dijadikan stimulus untuk sektor riil bisa berputar puluhan kali dan bertumbuh puluhan kali sehingga menghasilkan pajak juga puluhan kali," papar Ade.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top