Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonom Dorong BI Wajibkan Perbankan Salurkan 30 Persen Kredit Hijau

Foto : ANTARA/Imamatul Silfia

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memberikan pemaparan saat kegiatan Launching Policy Brief Greenpeace Indonesia dan CELIOS: Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) didorong untuk mewajibkan perbankan menyalurkan minimum 30 persen pinjaman kepada sektor ekonomi hijau.

Demikian dikatakan ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira saat kegiatan Launching Policy Brief Greenpeace Indonesia dan CELIOS: Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik di Jakarta, Selasa (19/12).

"BI bisa memberikan rasio intermediasi makroprudensial (RIM), yaitu memberi kewajiban bagi perbankan di dalam negeri minimum 30 persen menyalurkan pinjaman kepada sektor berkelanjutan atau sektor ekonomi hijau," kata Bhima.

Seperti dikutip dari Antara, Bhima menyinggung target pemerintah soal porsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perbankan yang bisa mencapai 30 persen pada 2024.

Dia berharap target tersebut juga bisa diterapkan kepada sektor usaha secara keseluruhan. "BI memang independen, bebas dari kepentingan elektoral, tapi bukan berarti BI tidak bisa ditekan secara politik untuk memberikan RIM," ujar dia.

Di samping itu, ia juga menyoroti pentingnya taksonomi hijau untuk tidak memberikan ruang pada penyaluran kredit bertajuk 'hijau dan transisi' bagi sektor tambang dan pembangunan PLTU batu bara.

Bhima juga berharap presiden terpilih nantinya dapat mendorong implementasiInternational Financial Reporting Standard(IFRS) 2 terkaitclimate-related riskatau risiko yang berkaitan dengan perubahan iklim pada semua perusahaan publik yang melantai di bursa saham.

Menurut dia, kebijakan tersebut merupakan salah satu inisiatif internasional yang bisa diterapkan di Indonesia.

Ekonom Celios itu juga merekomendasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencantumkan target spesifik soal transisi energi, seperti target penurunan emisi dan jumlah lapangan pekerjaan yang bisa diciptakan dari fiskal yang mendorong ekonomi hijau.

Bhima juga mendorong adanya paket stimulus ekonomi yang pembiayaan fiskal dan moneternya berfokus pada upaya akselerasi transisi ekonomi.

"Tidak perlu banyak-banyak, tapi stimulus ini bisa fokus, pembiayaan fiskal dan moneternya, itu diharapkan bisa mendorong percepatan transisi," tutur dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top