Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Tiban

Edukasi Publik tentang Keberagaman dan Kekayaan Nusantara

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kepedulian terhadap industri fashion kelas kecil dan menengah, membuat seorang desainer ternama Indonesia Anne Avantie menggelar pagelaran Pasar Tiban di Mal Kasablanka.

Pasar Tiban tersebut tidak hanya menyuguhkan aneka produk fashion dan kerajinan tangan yang merupakan hasil kolaborasi Anne Avantie bersama dengan para pengrajin. Namun terdapat pula berbagai kuliner tradisional Indonesia dan pojok mainan tradisional hasil menggandeng komunitas Kampoeng Hompimpa untuk memberikan edukasi mengenai permainan tradisional Indonesia yang sarat akan nilai-nilai serta filosofi kebaikan seperti empati, sosial, kerjasama, dan saling tolong menolong.

Hadirnya Pasar Tiban yang diselenggarakan pada 26 Juni hingga 1 Juli 2018 mengusung tema Karya Batik Nusantara. Hal ini diharapkan bahwa batik Nusantara yang beragam itu bisa dicintai dan dimiliki oleh rakyat Indonesia sendiri. Bagaimanapun pula, batik juga merupakan salah satu warisan kekayaan dunia tak benda yang telah disahkan oleh UNESCO.

Selain itu, bunda Anne, sapaannya, ingin dapat melingkupi industri kecil dan menengah. Anne juga menyiratkan bahwa jangan merasa bangga menjadi binaan dari pemerintah, namun harus bergerak mandiri dan mampu membina industri kecil dan menengah lainnya. "Sehingga tidak membebani pemerintah dan menjadi binaan siapa-siapa," tuturnya.

Hadirnya Pasar Tiban di tengah-tengah pusat perbelanjaan menurut E. Ratna Utarianingrum, Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan, Kementerian Perindustrian adalah hal yang sangat menarik.

Ia mengatakan kolaborasi seperti ini yang banyak melibatkan pelaku industri dapat mendorong ekonomi negara secara signifikan. "Acara seperti pasar Tiban ini seharusnya dapat terus dipertahankan dan melibatkan pelaku industri karena dapat memberikan ruang bagi mereka," tuturnya.

Ia juga mengharapkan untuk ke depannya, akan terus ada acara-acara serupa guna memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi selanjutnya, agar mengetahui keberagaman dan kekayaan yang dimiliki oleh Nusantara. Dalam kesempatan yang sama pula, Anne memperkenalkan anneavanntiemall.com yang bertujuan untuk memperluas industri kecil dan menengah agar dapat berdiri di bawah naungan dan binaan nama Anne Avantie.

Kolaborasi Fesyen Tradisional dan Modern

Tak dipungkiri, perkembangan dunia fashion dan teknologi yang semakin cepat membuat para pelaku industri pun harus bergerak untuk memenuhi permintaan dan mengikuti zaman. Termasuk dalam busana tradisional yang umumnya dikenakan saat kegiatan resmi atau hari spesial seperti pernikahan.

Fitri Alamsjah, seorang fashion designer muda asal Indonesia mengatakan untuk pernikahan umumnya generasi milineal menginginkan busana yang lebih modern dan simpel. Namun, di sisi lain orangtua biasanya memilih busana yang lebih tradisional agar dapat menunjukan tradisi dan adat yang dimilikinya.

Dengan tema Cultural Diversity, Fitri pun akan membawakan dua buah koleksinya dalam pagelaran busana yang diadakan dalam rangka pameran pernikahan tradisional, Kama Asmara yang diselenggarakan di The Ritz Carlton Jakarta. "Makanya digabungkan antara yang tradisional dan modern. Karena kalau bajunya terlalu adat sekali, tidak bisa dipakai berkali-kali," ujar Fitri.

Ia memberikan trik jika ingin mengkolaborasikan antara busana tradisional dalam balutan modern, ada baiknya mencoba bermain pada bahan atau siluet dari bajunya. Jika bajunya memiliki potongan yang tradisional, coba menggunakan bahan yang memiliki unsur modern semisalnya brukat. Atau jika baju memiliki potongan modern, dapat mengenakan bahan yang ada tradisionalnya seperti songket. "Jadi tetapi ada aplikasi modern di baju itu," katanya.

Selain itu, penggunaan aksesoris pun berperan besar dalam memberikan tampilan seseorang. Semisalnya orang tersebut mengenakan busana pengantin dalam balutan internasional, menggunakan aksesoris seperti hiasan kepala atau selop tradisional asal daerahnya tersebut. Karena aksesoris biasanya memiliki unsur-unsur adat yang cukup kental, sehingga meskipun pengantin mengenakan busana modern internasional, ia dapat dikenali berasal dari daerah atau menggunakan adat mana dari aksesoris yang dikenakannya. "Jadi kalau mau mengkombinasikan harus saling mendukung (antar modern yang mau diusung dan adat yang dimiliki), dari selop pun bisa," kata Fitri.

Ia menambahkan ada kesulitan tersendiri jika yang minta dikolaborasikan adalah dua adat yang berbeda, semisalnya Jawa dan Sunda atau Padang dan Jawa. Cara mensiasatinya adalah dengan mengenakan dua busana terpisah. Itu karena ada pakem-pakem yang ada pada busana tradisional yang tidak bisa dikeluarkan. Maka dari itu, cara yang paling aman adalah memakainya secara terpisah.

Miliki Peluang Lebih Luas

Di tengah maraknya pernikahan bergaya internasional, The Ritz Carlton Jakarta menggelar pameran pernikahan tradisional bertajuk Kama Asmara yang dari bahasa Bali artinya Dewa Cinta.

Menurut Dini Tirtasari, Cluster Director of Wedding for Ritz Carlton Jakarta Mega Kuningan and JW Marriot Jakarta, ia melihat pernikahan bertema tradisional memiliki peluang yang luas terlebih di kota besar seperti Jakarta. "Permintaannya juga banyak, makanya percaya diri mengangkat tema itu," ujarnya.

Adapun pagelaran busana yang digelar dari desainer-desainer berbakat Indonesia, yang menampilkan koleksi busana pengantin tradisional. Ada Aluira Kebaya dengan menampilkan koleksi klasik dan simpel, Fitri Alamsjah yang menampikan koleksi kebaya klasik dan perpaduan modern, dan Eva Pudjojoko dari Rumah Kebaya yang membawa kebaya kutubaru dengan warna hijau emerald dan mampu tampil kekinian.

Dengan merangkul lebih dari 50 penyedia jasa pernikahan yang berpartisipasi dalam pameran pernikahan ini, Kama Asmara juga diharapkan dapat menjadi wadah referensi bagi para pengantin dalam menentukan berbagai pernikahan tradisional.

Mulai dari wedding organizer, perancang pernikahan, make up untuk pernikahan, busana pengantin, katering, hingga aksesoris perhiasan dan lain-lainnya. Selain itu, dengan mengangkat pameran pernikahan tradisional itu juga menjadi semacam cara agar orang Indonesia tertarik dan memiliki rasa keingintahuan akan pernikahan bergaya tradisional. Ia menargetkan dari Kama Asmara ini dapat meraih konfirmasi 50 pernikahan di tahun ini dan tahun depan.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top