![Edukasi Kebencanaan sejak Dini](https://koran-jakarta.com/images/article/phpw_8__resized.jpg)
Edukasi Kebencanaan sejak Dini
![Edukasi Kebencanaan sejak Dini](https://koran-jakarta.com/images/article/phpw_8__resized.jpg)
Selain itu, masih banyak pula aspek lainnya yang kemudian menjadi kekeliruan informasi dalam menyikapi bencana yang terjadi di Indonesia. Misalnya, saat terjadi gempa bumi di Lombok pada 5 Agustus 2018, masyarakat setempat mengaitkan bencana dengan mitos bahwa Gunung Rinjani sudah tidak suci lagi.
"Saya hampir 10 hari berada di Lombok pascagempa bumi terjadi. Di situ, rupa-rupanya ketika sebuah penyadaran kebencanaan terlambat, yang muncul adalah sisi sosial spiritual yang melenceng, seperti munculnya mitos," katanya.
Ia mengemukakan, sebagian dari mereka beranggapan bahwa gempa bumi terjadi karena Gunung Rinjani sudah tidak suci lagi. Menurut mereka, orang yang mendaki Rinjani harus orang suci, sekarang banyak orang asing datang ke sana.
"Kita tidak bisa menyalahkan mitos itu, karena terjadi keterlambatan penyadaran mengenai informasi bencana," kata Sri Atmaja.
Ia mengatakan, dari fakta itu dapat ditarik benang merah mengenai keterlambatan penyadaran tentang bencana alam, yang kembali terulang pada bencana di Banten dan Lampung.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya