Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik LTS - Kapal Tiongkok Patroli sejak Awal 2019

Duterte Ancam Kirim "Misi Bunuh Diri" ke Pulau Thitu

Foto : AFP/MARK R. CRISTINO

KUNJUNGI FILIPINA - Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kanan) di Istana Malacanang, Ma nila, Filipina akhir tahun 2018.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengancam akan mengerahkan tentara dalam "misi bunuh diri" jika Tiongkok tidak berhenti mendekati pulau yang dikuasainya di Laut Tiongkok Selatan.

"Mari kita berteman, tapi jangan sentuh Pulau Pag-asa dan yang lainnya," tegas Duterte saat berpidato dalam kunjungan ke Kota Puerto Princesa, di Palawan, Jumat (5/4). Pernyataan Duterte itu merujuk pada sebutan lokal untuk Pulau Thitu.

Beberapa hari sebelumnya, pemerintah Filipina mengklaim 275 kapal nelayan dan kapal patroli Tiongkok berlayar di dekat Pulau Thitu. Pulau Thitu yang dikuasai Filipina di perairan Tiongkok Selatan itu merupakan pulau terbesar kedua di gugusan Kepulauan Spratly.

Tiongkok, Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam adalah negara yang saling mengklaim wilayah di perairan bernilai triliunan dollar AS itu. Manila mendapat kemenangan penting ketika pada awal pemerintahan Duterte di 2016, pengadilan internasional menyebut klaim Tiongkok itu tidak mempunyai basis data.

Meski Filipina memenangkan gugatannya, Tiongkok berkeras tetap mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi jalur perdagangan utama itu. Beijing bahkan telah membangun sejumlah pulau buatan dan menempatkan sejumlah fasilitas militer hingga radar di pulau-pulau tersebut. Cahaya dari ratusan bangunan di pulau buatan Tiongkok bahkan bisa dilihat dari Pulau Thitu setiap malam.

"Jika Anda mengambil langkah di sana, ceritanya akan berbeda. Saya akan memberitahu tentara-tentara saya, 'Bersiaplah untuk misi bunuh diri'," ucap Duterte yang ditujukan untuk Tiongkok.

Tetapi, Duterte menjelaskan bahwa kata-katanya ini bukan peringatan, namun sekadar "nasihat untuk teman-teman saya".

"Saya tidak akan meminta atau memohon, tapi saya hanya memberitahu Anda agar menjauh dari Pag-asa karena saya punya tentara di sana," tegasnya lagi.

Saat ini, garnisun militer Filipina berukuran kecil bermarkas di Pulau Thitu, bersama 100 warga sipil yang tinggal di sana.

Dalam pernyataan pada Kamis (4/4) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Filipina sudah melayangkan protes atas keberadaan ratusan kapal Tiongkok di Pulau Thitu. Militer Filipina memantau ada lebih dari 200 kapal Tiongkok berlabuh di dekat Pulau Pag-asa sejak awal 2019 hingga Maret.

Selain menjadi sengketa Filipina dan Tiongkok, Laut Tiongkok Selatan juga menjadi sengketa Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.

Terlalu Lembut

Para pengamat menyebut, kehadiran kapal kapal Tiongkok di pulau itu merupakan bagian dari upaya untuk menekan Filipina yang sedang melakukan pembangunan infrastruktur di perairan sengketa itu.

Presiden yang berjuluk The Punisher itu dianggap terlalu lembut terhadap Tiongkok. Kondisi itu terjadi karena Presiden Tiongkok, Xi Jinping, berjanji akan investasi miliaran dollar AS di Filipina. Beijing pun berupaya mengendurkan tensi dengan menyatakan kedua negara saling bertukar pandangan secara damai di Pag-asa.

Pada Maret Washington mengatakan bakal membantu Filipina jika saja terjadi "konflik bersenjata" di Laut Tiongkok Selatan.

Duta Besar Tiongkok di Manila, Zhao Jianhua, mengklaim kapal-kapal itu merupakan kapal penangkap ikan. Zhao mengatakan nelayan Tiongkok dan Filipina sama-sama bisa berlayar di perairan dekat pulau tersebut. Ia membantah kapal-kapal nelayan asal negaranya itu membawa persenjataan. ang/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top