Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dunia Bergejolak! Bank Dunia Proyeksi Banyak Negara Terancam Masuk Jurang Resesi, RI Nyalakan Alarm Peringatan

Foto : Istimewa

Logo Bank Dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospect June 2022 (GEP), menyebutkan tekanan inflasi yang tinggi dan tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi membuat sejumlah negara, baik negara maju maupun berkembang diprediksi ikut terseret ke dalam jurang resesi, berikut daftar negara yang terancam masuk resesi menurut Bank Dunia:

1. Eropa

Eropa dapat jatuh ke dalam resesi tercermin dari mata uang euro yang merosot ke level terlemahnya terhadap dolar sejak akhir 2002.

Salah satu pemicu ketakutan resesi di negara-negara Eropa datang dari kenaikan harga gas alam. Data menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan bisnis pada Juni dan defisit perdagangan pada Mei 2022 yang disesuaikan secara musiman sebesar 1 miliar euro di Jerman, berlawanan dengan ekspektasi surplus.

Hal ini terlihat nyata pada perekonomian Inggris yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan karena inflasi tinggi. Bank of England (BoE) pekan lalu telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris dan dunia telah semakin memburuk. Kabar tak sedap itu disampaikan BoE ketika menerbitkan Laporan Stabilitas Keuangan, seraya memperingatkan kepada semua bank untuk segera meningkatkan penyangga modal demi memastikan kesiapan mereka mengatasi 'badai'.

Anggota Komite Kebijakan Keuangan (FPC) mengkonfirmasi bahwa BoE akan menggandakan tingkat counter-cyclical capital buffer (CCYB) menjadi 2 persen pada Juli tahun depan dan akan divariasikan berdasarkan pertumbuhan ekonomi mendatang.

2. Amerika Serikat

The Atlanta Federal Reserves Proyeksi memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya berkisar di angka 0,9 persen pada kuartal II 2022 atau turun dari kuartal I yang mencapai 1,5 persen. Konsumsi rumah tangga yang menopang 70 persen Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,7 persen, padahal sebelumnya diproyeksi mencapai 4,4 persen.

3. Tiongkok

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Tiongkok akan melambat di paruh kedua 2022 akibat kebijakan nol Covid-19. Negara yang dipimpin Xi Jinping itu menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pengendalian Covid-19 sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB riil melambat tajam menjadi 4,3 persen pada 2022 sampai dengan 0,8 poin, persentase lebih rendah dari yang diproyeksikan dalam Pembaruan Ekonomi China Desember," tulis IMF pada Juni 2022.

4. Mongolia

Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, memperkirakan kondisi keuangan global yang lebih ketat dan dampak geopolitik akan memperburuk keuangan eksternal Mongolia yang sudah lemah.

Mereka memperingatkan ketergantungan Pemerintah Mongolia pada utang luar negeri akan meningkatkan kerentanan terhadap pergeseran sentimen investor internasional yang dapat memicu perlambatan ekonomi.

"Kami memproyeksikan defisit neraca berjalan Mongolia pada 2022 akan melebar menjadi 16,3 persen dari PDB dan beban utang luar negeri bersihnya menjadi besar pada 167 persen dari PDB," tulis analis Fitch.

5. Korea Selatan

Seorang Analis di Samsung Securities, Seo Jung-hun, menyebut saham Korea Selatan (Korsel) sensitif terhadap momentum siklus ekonomi dan bereaksi terhadap ketakutan resesi. Saham Korsel bahkan dilaporkan telah jatuh pada awal bulan ini karena investor khawatir akan kemungkinan perlambatan ekonomi akibat kenaikan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi.

6. Indonesia

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap Indonesia memiliki risiko resesi ekonomi sebesar 3 persen. Walaupun kisarannya jauh lebih kecil dari risiko negara lain yang potensinya lebih dari 70 persen, Sri mengungkap pemerintah tetap mewaspadai segala kemungkinan.

"Kami tetap waspada, namun pesannya kami tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan, dari fiskal, moneter, sektor finansial, dan regulasi lainnya, untuk memonitor itu (potensi resesi)," ujanya.

Ekonomi Indonesia sendiri masih cukup positif. Menurut Sri, sektor keuangan RI telah lebih kokoh setelah kejadian krisis 2008-2009 lalu. Bank Dunia juga memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 5,1 persen, bahkan akan semakin bergeliat sampai 2024. Lembaga keuangan internasional itu memproyeksi ekonomi Indonesia tembus sampai 5,3 persen pada 2023 dan 2024.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top