Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Inkowapi Dorong Pemanfaatan Jelantah untuk Bioavtur
Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang besar, diperkirakan bisa mencapai 1-3 juta ton per tahun, yang bisa dimanfaatkan sebagai energi ramah lingkungan bioavtur
Foto: istimewaJAKARTA- Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) bersama Sahabat Usaha Rakyat (Sahara) melakukan inovasi untuk mendukung ketahanan pangan dan energi. Bersama masyarakat, mereka menyulap minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai menjadi bahan bakar penerbangan atau bioavtur.
Inovasi ini terwujud melalui kolaborasi bersama Greenia. Ini pengembangan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan diwujudkan dalam penyediaan bahan bakar minyak (BBM).
Ketua Umum Inkowapi, Sharmila Yahya mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang besar, diperkirakan bisa mencapai 1-3 juta ton per tahun, yang bisa dimanfaatkan sebagai energi ramah lingkungan bioavtur.
”Minyak jelantah sendiri bisa dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat Sustainable Aviation Fuel (SAF). Ini adalah inovasi yang bisa dilakukan kalangan masyarakat secara mandiri,” ujar Sharmila saat peluncuran Gerakan Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Bioavtur di Jakarta, Selasa (11/2).
Dalam proses menyulap minyak jelantah menjadi bioavtur, CEO Sahabat Usaha Rakyat (Sahara) ini mengungkapkan pihaknya mendorong inisiasi menukar minyak jelantah dengan sembako. Dengan mengajak kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan bakar ramah lingkungan, Inkowapi dan Sahara rela menukar minyak goreng bekas pakai untuk ditukar dengan beras, gula, minyak goreng baru hingga kecap dan mie instan.
“Ternyata masyarakat senang bisa mendapatkan sembako ditukar dengan jelantahnya. Langkah ini justru cukup membantu menstabilkan income dan ekonomi masyarakat, khususnya di tingkat keluarga dalam efisiensi pengeluaran untuk kebutuhan sembako,” ungkapnya.
Hingga saat ini telah terbentuk 2000 titik pengumpul minyak jelantah yang tersebar di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Dengan keberhasilan mengubah minyak jelantah menjadi bioavtur ini, Inkowapi, Sahara beserta Greenia ke depannya menargetkan akan mengaplikasikan inovasi tukar jelantah dengan sembako ini untuk bisa menghasilkan bioavtur secara masif di seluruh daerah. "Kami mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendaur ulang minyak jelantah agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biofuel. Spiritnya dari dapur untuk bioavtur,” tegas Sharmila.
Upaya inovatif ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan mengusung spirit ekonomi One Sahara for Food and Energy.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 3 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 4 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 5 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
Berita Terkini
- BI Beri Insentif Rp80 Triliun untuk Program 3 Juta Rumah
- Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Polres Serang Siap Panen Raya Jagung di Lahan 10 Hektare
- Rumah Susun Marunda Jadi “Pilot Project” Ruang Bersama Indonesia di Jakarta
- Ombak Laut Setinggi 4 Meter Sebabkan Distribusi BBM ke Rote-Sabu Terlambat
- BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global