Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Duka Mendalam untuk Para Pahlawan Demokrasi

Foto : Koran Jakarta/teguh raharjo

Berikan santunan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil memberikan santuna kepada ahli waris petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena tugas, di Gedung Sate, Bandung Jawa Barat, Selasa (23/4) malam.

A   A   A   Pengaturan Font

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, malam itu tampak berlinangan air mata. Itu terjadi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (23/4) malam ketika bertemu keluarga ahli waris petugas penyelenggara Pemilu 2019 di wilayah Jabar pada acara penyerahan santunan senilai 50 juta rupiah dari gubernur Jabar kepada para ahli waris pahlawan demokrasi dari Jabar.

Selain menerima santunan, anggota keluarga pahlawan demokrasi asal Jabar juga menikmati makan malam bersama dengan Gubernur. Secara khusus, Ridwan Kamil menemui satu per satu para ahli waris dan berbincang-bincang dengan mereka. Beberapa anggota keluarga tampak menangis dan terharu dengan perhatian Pemerintah Provinsi Jabar, yang tidak berlama-lama memberikan santunan.

Santunan dapat diberikan dengan cepat karena Gubernur mengambil dana operasional. Santunan yang diterima ahli waris kemungkinan akan bertambah jumlahnya karena pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar juga sedang meminta dana santunan kepada pemerintah pusat.

Gubernur Ridwan Kamil didampingi istri, Atalia Praratya, Sekretaris Daerah Iwa Karniwa, dan Ibu Wakil Gubernur, Lina Marlina Ruzhanul Ulum, menyerahkan langsung santunan tersebut dan mengajak keluarga ahli waris makan malam di Aula Barat Gedung Sate.

Dalam sambutannya, dengan berlinang air mata, Ridwan Kamil mengatakan santunan merupakan bentuk duka mendalam dan penghargaan setinggi-tingginya dari Pemerintah Provinsi Jabar dan masyarakat pada umumnya kepada para pahlawan demokrasi dan pahlawan Jabar yang telah berjuang membela cita-cita Indonesia.

Ia menyebutkan, dari tanggal 10 April 2019 hingga kemarin, petugas pemilu di Jabar yang wafat berjumlah 49 orang. Terdiri dari 34 orang petugas KPPS, PPK, PPS, dan KPU, 10 orang panwas, dua orang linmas, serta tiga petugas pengamanan dari kepolisian.

"Hari ini kami ingin memberikan penghargaan setingginya pada warga terbaik Jabar yang berjuang membela cita-cita Indonesia. Kami sangat bersedih dan menyampaikan rasa duka dari lubuk hati terdalam," ujarnya.

Para petugas penyelenggara pemilu yang wafat ini tersebar di sejumlah daerah di Jabar. Mereka wafat saat mendedikasikan waktunya untuk mengawal proses pemilu. "Intinya, mereka adalah individu yang mendedikasikan waktunya untuk mengawal proses pemilu. Rata-rata meninggal dunia karena kelelahan, kecelakaan, penyakit, dan faktor usia," kata Emil, sapaan Gubernur.

Saat ini, proses pemilu masih berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2019. Emil tak ingin peristiwa serupa yang menimpa petugas pemilu terjadi lagi di Jabar. Untuk itu, Gubernur telah memerintahkan sekretaris daerah untuk membuat surat edaran gubernur kepada 27 bupati dan wali kota se-Jabar.

Pemeriksaan Kesehatan

Dalam surat edaran itu, para kepala daerah tingkat dua diharuskan memberikan pemeriksaan kesehatan kepada petugas pemilu. "Sudah saya perintahkan kepada Pak Sekda untuk segera membuat surat edaran gubernur kepada 27 bupati dan wali kota se-Jabar untuk memfasilitasi pemeriksaan kesehatan besok," katanya.

Gubernur khawatir saat ini ada petugas yang kelelahan atau sakit yang tidak diketahui oleh pemerintah maupun KPU. "Mungkin di luar yang 49 ini ada yang sedang sesak napas, kecapean, dan tidak diketahui yang ada hubungannya dengan kegiatan pemilu ini. Untuk antisipasi, saya minta difasilitasi oleh kepala daerah tingkat dua pemeriksaan kesehatan dan dimaksimalkan pemeriksaan di RSUD setempat," jelasnya.

Atas peristiwa tersebut, Emil meminta semua pihak untuk menyikapinya dengan rasa damai dan mengurangi ekspresi-ekspresi yang tidak perlu. Kepada media, Emil pun mengimbau agar memberitakan hal-hal positif, ringan, dan menggembirakan. Ini untuk mengimbangi psikologis masyarakat Indonesia yang mungkin tensinya masih tinggi.

"Saran untuk KPU juga kalau boleh jangan terulang lagi dengan antisipasi yang proporsional apakah rentang waktunya diperpanjang atau serentaknya dikurangi atau apa pun. Ini terlalu mahal karena harus merenggut korban," tegasnya.

Ketua KPU Jabar, Rifki Ali Mubarok, mengatakan tengah mengevaluasi bersama Bawaslu terkait sistem kerja para petugas Pemilu 2019 hingga tingkat kecamatan. Ia mengakui tidak ada petugas medis yang secara khusus ditempatkan di setiap TPS, karena belum pernah ada kejadian petugas Pemilu 2019 yang meninggal selama bekerja.

"Nanti seharusnya tidak hanya pengamanan, tapi juga petugas medis harus ada. Dengan kejadian ini, kami sekarang menyiapkan petugas medis, hingga proses penghitungan selesai," tuturnya.

teguh raharjo/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top