Duh, Ojol Dicoret dari Penerima Subsidi BBM, Pemerintah Diingatkan Kemiskinan Baru Bisa Bertambah
Pengemudi ojek daring mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite di salah satu SPBU di Kota Serang, Banten, Jumat (29/11). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah tengah mengkaji skema penghapusan
Foto: ANTARA/Angga BudhiyantoJAKARTA – Rencana pemerintah tak memasukan ojek online (ojol) sebagai penerima bahan bakar minyak (BBM) subsidi dikhawatirkan bisa memicu lahirnya kemiskinan baru. Pasalnya, jumlah driver ojek online cukup besar.
Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, meyebut jumlah driver atau penarik ojel daring sekitar empat juta orang. Apabila ojol tak menikmati BBM subsidi, dampaknya bukan hanya empat juta itu saja, melainkan lebih banyak lagi.
"Kalau satu orang menanggung empat anggota keluargakan, artinya ada 16 juta orang yang bergantung hidupnya dari ojol," urai Bhima menanggapi wacana pemerintah yang hendak meniadakan ojol dari kelompok penerima subsidi, Senin (2/12).
Dia menegaskan kalau ojol tidak diberikan subsidi BBM, bahkan mereka tidak mendapatkan kompensasi atas perubahan skema subsidi BBM, efeknya justru berisiko tinggi pada daya beli. Terlebih lagi, sebagian besar driver ojol itu masuk kelas menengah rentan.
"Jadi, perlu diperjelas, karena logika pemerintah keliru di mana ojol sama halnya dengan berusaha sehingga tidak perlu disubsidi, sementara plat kuning itu yang perlu mendapat subsidi BBM. Padahal plat kuning itu juga jasa transportasi sama juga dengan ojol," tandasnya.
Menurut Bhima, keduanya memang masuk dalam kategori berusaha sehinga harus ada kebijakan afirmatif untuk membantu mereka. Selama ini, lanjutnya, pemerintah sepertinya tak berpihak pada ojol. Indikasinya, pemerintah tidak mengarusutamakan ojol untuk menerima bantuan langsung tunai (BLT) atau berbagai program subsidi lainnya.
"Nah, sekarang kalau subsidi yang tersisa saja yakni subsidi BBM dikecualikan dari ojol maka efeknya banyak masyarakat akan keberatan dan itu akan diteruskan ke penumpang," ungkap Bhima.
Seperti diketahui, pemerintah tengah merancang skema baru untuk penyaluran subsidi energi, termasuk subsidi BBM. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan ojol kemungkinan tidak menjadi sasaran utama dalam subsidi BBM tepat sasaran karena lebih tepat dikategorikan sebagai bentuk usaha.
Menurutnya, tidak semua pengemudi ojol menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja. Beberapa di antaranya menggunakan kendaraan milik pengusaha yang memiliki armada motor dan menyewakannya kepada masyarakat.
Tahap Simulasi
Sementara itu, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, mengatakan wacana ojol tidak dapat subsidi BBM yang tepat sasaran untuk pembelian pertalite masih dalam tahap simulasi. Wacana itu juga belum menjadi keputusan final. “Itu masih simulasi, semua masih simulasi. Jadi itu masih diskusi, masih simulasi, belum diputuskan. Jadi tunggu aja,” katanya.
Kementerian Sosial, ujar pria yang kerap disapa Gus Ipul itu, masih menunggu keputusan yang akan menjadi acuan mereka untuk mengambil langkah selanjutnya. "Jadi nanti seperti apa, tentu keputusan itulah yang akan menjadi pedoman kita selanjutnya. Jadi, apa yang disampaikan Pak ESDM itu baru simulasi," pungkasnya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29