Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 09 Okt 2024, 01:45 WIB

Dugaan Pelecehan Siswi SMK Didalami

Arsip foto. Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo memberi keterangan kepada media di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Foto: ANTARA/Khaerul Izan

JAKARTA - Kasus pelecehan terhadap 15 siswi SMK Negeri 56, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, yang dilakukan guru berinisial H (40) mulai didalami dinas pendidikan Jakarta.

"Diduga ada 15 siswi yang menjadi korban. Sekarang sedang didalami," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Purwosusilo, Selasa. Tapi menurut sekolah ada 11.

Dia sudah merespons laporan dari sekolah dan Suku Dinas Pendidikan. Nanti dikomunikasikan lagi. Sebelumnya, Kepala Sekolah SMK 56 Jakarta, Ngadina, mengatakan 11 siswi SMKN 56 Jakarta menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan guru seni budaya.

"Ada 11 yang mengadu jadi korban pelecehan guru berinisial H," tutur Kepala Sekolah SMK 56 Jakarta, Ngadina. Menurutnya, pelaku berstatus P3K dan sudah mengajar di sekolah ini selama lima tahun.

Dia menambahkan kejadian ini terungkap setelah pada hari Kamis (3/10) seorang guru melaporkan dugaan pelecehan seksual siswi yang dilakukan guru berinisial H. Ngadina menjelaskan, sesuai dengan pelaporan dari siswi, guru itu memegang tangan, bahu serta paha siswi. "Guru itu juga mengusap kepala siswi, sudah itu saja. Kejadiannya di lantai dua, ruang kelas seni budaya," tandasnya.

Ngadina sendiri mengaku langsung mengklarifikasi laporan tersebut kepada siswi. Menurut Ngadina sebagai kepala sekolah dengan kasubag dan empat wakil mencari masukan serta klarifikasi kepada pelaku. Hasilnya sesuai dengan permintaan pelapor, guru itu tidak lagi mengajar di SMKN 56.

"Saya usulkan ke atasan. Mulai hari ini tersangka tidak lagi mengajar di SMKN 56 Jakarta," jelasnya. Dia menambahkan, kasusnya sudah dilaporkan ke Suku Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti.

Menurut guru H, aksinya dilakukan tidak khusus. Misalnya, saat memegang angklung, dia membenarkan posisi tangan anak dan tangan terpegang.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.