Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi Agrikultur

Dubai Bangun Pertanian Vertikal Terbesar Dunia

Foto : Dok. Crop One Holdings

Pertanian Vertikal l Seorang petani sedang memanen sayuran di pertanian vertikal milik perusahaan agroteknologi Crop One yang berada di Massachusetts, AS, beberapa waktu lalu. Uni Emirat Arab akan membangun fasilitas pertanian vertikal terbesar di dunia untuk memenuhi pasokan kebutuhan makanan segar bagi perusahaan Emirates Flight Catering.

A   A   A   Pengaturan Font

DUBAI - Kelangkaan air adalah masalah pelik bagi Uni Emirat Arab (UEA) dan juga begi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kelangkaan air berpengaruh pada bidang pertanian di negeri ini sehingga untuk sektor itu dibutuhkan pendekatan yang cerdas.

Dengan semakin pesatnya teknologi canggih, paradigma pertanian yang hemat penggunaan air semakin mudah dicapai dan UEA pun memutuskan untuk membangun pertanian vertikal terbesar dunia.

Fasilitas yang akan didirikan di Dubai itu memiliki luas lebih dari 39.000 meter persegi dengan menghabiskan dana sekitar 40 juta dollar AS, dan diperkirakan akan mulai dibangun pada November mendatang.

Megaproyek agrikultur ini juga merupakan usaha patungan antara perusahaan agriteknologi Crop One Holdings dan perusahaan jasa boga Emirates Flight Catering, perusahaan jasa boga pemasok sekitar 225 ribu makanan setiap hari dari markasnya di Bandara Internasional Dubai.

"Fasilitas pertanian vertikal ini nantinya akan menggunakan air yang 99 persen jauh lebih sedikit dibandingkan pertanian yang berada di lahan terbuka," demikian pernyataan bersama Crop One dan Emirates Flight Catering seperti dikutip dari kantor berita CNN edisi Selasa (10/7). "Saat fasilitas ini rampung, kami bisa memanen 6 ribu pon sayuran hijau setiap harinya yang bisa memasok makanan saat penerbangan pesawat terbang dan bagi kebutuhan sayuran di ruang tunggu bandara mulai Desember tahun depan," imbuh mereka.

Saat ini UEA diperkirakan melakukan impor sebanyak 85 persen dari kebutuhan pangannya, sementara hanya sebagian kecil saja dari lahan yang bisa ditanami.

Pertanian vertikal itu juga dibangun dekat dengan konsumen sehingga menjadi suatu konsep yang dapat menarik orang, karena dapat secara transparan melihat proses pertanian menumbuhkan bahan makanan segar yang akan dimakannya secara langsung.

Metode cocok tanam di pertanian vertikal tak mengenal musim sehingga sayur mayur akan terus tumbuh selama 365 hari dalam setahun. Selain itu, tanaman pun dikontrol dengan ketat untuk mengatur asupan nutrisi, suhu dan kelembaban dalam wadah modular untuk menghasilkan hasil yang maksimum.

Alih-alih menggunakan sinar matahari, setiap tanaman di pertanian vertikal ini tumbuh dengan bantuan sumber cahaya dari lampu LED. "Hal ini dapat mengamankan rantai pasokan makanan untuk mendapatkan sayuran yang segar dan berkualitas serta bersumber dari lokal, sekaligus mengurangi jejak kerugian bagi lingkungan hidup," kata CEO Emirates Flight Catering, Saeed Mohammed.

Hemat Energi

Kritik pada pertanian vertikal ini pun berdatangan. Mereka berpendapat bahwa megaproyek ini membutuhkan energi yang sangat besar. Namun pihak dari Crop One menjelaskan bahwa mereka dapat menggabungkan sumber energi terbarukan seperti energi surya sehingga emisi karbon dapat dikurangi berkat peningkatan efisiensi pancaran LED.

Leo Marcelis seorang profesor hortikultura dan fisiologi produk di Universitas Wageningen Belanda menyatakan ada banyak penelitian yang mengatakan bahwa metode pertanian ini dapat mengurangi penggunaan energi.

"Perusahaan pencahayaan bekerja dengan teknologi LED untuk menjadikan konversi listrik menjadi lebih ringan," ujarnya. Ia pun menerangkan teknologi masa depan bisa meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana dapat menanam tanaman dengan cahaya yang minim.

gma/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top