Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Korea

Dua Korea Sambungkan Jalan Perlintasan di DMZ

Foto : AFP/Kim Min-Hee

Jalan Perlintasa n I Tentara Korea Selatan (Korsel) berjalan di jalan perlintasan perbatasan Korsel-Korut di zona demiliterisasi di Cheorwon, Kamis (22/11). Jalan perlintasan ini akan kembali disambungkan setelah sebelumnya selama 14 tahun terbengkalai

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) telah menyambungkan jalan perlintasan di perbatasan kedua negara, setelah sebelumnya selama 14 tahun terbengkalai. Langkah ini menurut Kementerian Pertahanan Korsel, sebagai sikap rekonsiliasi terkini antara dua negara.

"Jalan berlumpur yang membentang di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korsel dan Korut, akan dipergunakan untuk operasi bersama untuk memulangkan jasad tentara yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953 pada tahun depan," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

"Peristiwa ini merupakan hal bersejarah bagi Korut dan Korsel untuk membuka jalur baru," imbuh kementerian itu.

Konstruksi jalan perlintasan selebar 12 meter itu berada di rute Cheorwon, dekat pertengahan DMZ. Penyambungan jalan perlintasan ini merupakan salah satu kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT Antar-Korea di Pyongyang September lalu yang mempertemukan Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Sebelumnya kedua Korea telah menyingkirkan pos penjagaan dan persenjataan di desa perbatasan Panmunjom. DMZ di Korea adalah wilayah perbatasan yang paling ketat dijaga di dunia saat ini karena banyak dipasang ranjau dan pagar berduri.

Antara Korsel dan Amerika Serikat (AS), melakukan pendekatan yang berbeda dengan Korut. Presiden Korsel lebih suka melakukan diplomasi dengan negara tetangganya itu, sementara AS bersikeras melancarkan penekanan terhadap Pyongyang hingga negara itu melakukan denuklirisasi.

Kurangi Latihan Militer

Pada saat bersamaan, AS dan Korsel menyatakan akan mengurangi latihan militer tahunan gabungan yang rencananya digelar musim panas 2019. Adapaun alasan pengurangan ini untuk memfasilitasi perundingan nuklir dengan Korut.

"Latihan militer gabungan Foal Eagle akan dikurangi agar tak membahayakan diplomasi," kata Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, Rabu (21/11).

Latihan perang gabungan Foal Eagle merupakan yang terbesar digelar AS-Korsel, dan latihan ini selalu membuat Pyongyang amarah karena menganggap latihan perang ini persiapan bagi invasi.

Setiap kali digelar latihan militer gabungan ini, 200 ribu tentara Korsel dan 30 ribu pasukan AS diterjunkan.

Pengurangan laithan militer gabungan Korsel-AS ini sesuai dengan kesepakatan bersejarah di Singapura pada Juni lalu yang mempertemukan Kim Jong-un dengan Presiden AS, Donald Trump. "Latihan perang gabungan ini amat mahal dan amat provokatif," kata Presiden Trump saat itu.

Selain latihan perang gabungan Foal Eagle, Korsel dan AS juga menunda pelaksanaan dua latihan militer besar lainnya yaitu Ulchi Freedom Guardian yang akan digelar Agustus nanti dan Vigilant Ace yang rencananya akan dilaksanakan Desember mendatang.

Saat ini AS menempatkan 28.500 pasukan di Korsel untuk mempertahankan negara sekutunya itu dari invasi yang pernah dilakukan Korut pada 1950. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top