Rabu, 04 Des 2024, 16:32 WIB

Dosen Unja rancangan sistem irigasi teknologi angin di Kota Jambi

Pembuatan sistem irigasi dengan teknologi angin di kawasan persawahan Olak Kemang, Kota Jambi.

Foto: ANTARA/HO-Unja

Jambi, 04/12 - Dosen Universitas Jambi (Unja) merancang penggunaan sistem irigasi tenaga angin sebagai solusi inovatif perairan sawah petani di Olak Kemang, Danau Teluk, Kota Jambi sebagai optimalisasi lahan.

Ketua tim pengabdian Unja Ade Nurdin di Jambi, Rabu, mengatakan dengan kawasan tersebut memiliki luas area sawah sekitar 103 hektare atau 7,5 persen dari total luas sawah di Kota Jambi, maka memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan.

“Namun potensi tersebut terhambat oleh berbagai permasalahan, infrastruktur irigasi yang rusak, kurangnya keterampilan petani dalam perawatan sistem, hingga tantangan alam, seperti perubahan intensitas curah hujan, menjadi kendala utama yang menghambat produktivitas pertanian di wilayah ini," katanya.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan solusi inovatif yang tidak hanya dapat mengatasi masalah teknis, tapi juga memberdayakan masyarakat setempat untuk mencapai keberlanjutan pertanian.

Ia mengatakan letak persawahan di Kelurahan Olak Kemang terletak di dataran rendah di utara Sungai Batanghari. Lokasi ini membuat sawah rentan terhadap genangan air saat hujan lebat dan kesulitan air selama musim kemarau sehingga menyebabkan penurunan produktivitas.

Tim Unja, kata dia, merancang dan mengimplementasikan sistem irigasi tenaga angin sebagai solusi inovatif. Teknologi ini memanfaatkan turbin angin untuk menggerakkan air ke sawah, tanpa memerlukan listrik atau bahan bakar fosil. Sistem ini dirancang agar ramah lingkungan, ekonomis, dan mudah dioperasikan serta dirawat oleh masyarakat setempat.

Program ini dirancang dengan melibatkan masyarakat secara aktif, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Para petani diberikan pelatihan intensif mengenai pembuatan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem irigasi tenaga angin.

Masyarakat juga didorong untuk membentuk kelompok lokal yang bertugas menjaga keberlanjutan sistem tersebut.

Dalam implementasinya, tim dari Unja mengajak petani berpartisipasi sejak tahap awal, termasuk dalam survei lokasi untuk menentukan posisi ideal pemasangan turbin angin.

Proses pembuatan dan pemasangan turbin dilakukan dengan melibatkan mahasiswa, dosen, dan petani, dengan tujuan memastikan pemahaman yang mendalam tentang teknologi ini serta mendukung keberlanjutan pengelolaannya.

Dari implementasi sistem Irigasi tenaga angin, kata dia, berhasil meningkatkan efisiensi pengairan, memastikan ketersediaan air di sawah meskipun saat musim kemarau. Produktivitas tanaman padi mengalami peningkatan, sementara biaya operasional menurun karena petani tidak lagi bergantung pada pompa berbahan bakar fosil.

Selain itu kesadaran masyarakat terhadap pentingnya teknologi yang ramah lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan semakin meningkat.

Pelatihan yang dilakukan juga memberikan manfaat besar, memberdayakan petani untuk lebih mandiri dalam mengelola teknologi tersebut, sekaligus meningkatkan kemampuan teknis mereka.

Dalam jangka panjang, kata dia, diharapkan sistem ini tidak hanya mendukung peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di tingkat lokal.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Arif

Tag Terkait:

Bagikan: