Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dosen Killer Tak Bisa Menginspirasi Mahasiswa

Foto : Istimewa

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, menilai, dosen galak atau "killer" tidak bisa menginspirasi mahasiswa. Pernyataan tersebut menanggapi adanya anggapan dari sebagian mahasiswa bahwa dosen killer sebagai momok terganggunya kesehatan mental mereka.

"Yang bisa menginspirasi itu tentu bukan dosen killer. Karena kalau killer tidak bisa menginspirasikan," ujar Arif, kepada Koran Jakarta, di Jakarta, Senin (6/11).

Dia mengatakan, dosen killer tak mencirikan akademisi. Menurutnya, hanya ada tiga bentuk dosen yaitu dosen biasa saja yang hanya bisa menyampaikan, dosen baik yang bisa menjelaskan, dan dosen hebat yang bisa menginspirasi.

Seorang dosen harus punya rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, komunikatif, dan kolaborasi. Menurutnya, dosen mesti menjadi penyemangat mahasiswa ditengah perjuangannya.

"Dosen yang menginspirasi itu yang menyemangati, meng-encourage, dan sebagainya," jelasnya.


Tantangan yang dihadapi dosen muda saat ini, antara lain masuknya perguruan tinggi asing, formasi dosen ke depan akan digantikan dengan teknologi serta kesenjangan antara dosen dengan mahasiswa yang merupakan generasi milenial.

Layanan Konseling
Arif mengungkapkan, pihaknya memberikan layanan konseling bagi mahasiswa yang mengalami tekanan, termasuk oleh dosen killer. Di IPB sudah ada fasilitas khusus untuk menangani kesehatan mental mahasiswa.

"Kita sudah punya mental health center, di IPB sudah ada untuk bimbingan konseling," katanya.

Dia menilai, satu sisi, layanan itu dapat mengatasi masalah kesehatan mental mahasiswa. Di sisi lain, bisa mengantisipasi munculnya permasalahan kesehatan mental.

"Dan itu kita lakukan secara lebih serius termasuk di dalamnya ada konselor sebaya. Karena kadang dia itu lebih terbuka sama temannya," ucapnya.

Arif menuturkan, mental health center itu berupa ruang private untuk mahasiswa dan konselor. Tak cuma membicarakan tekanan akibat dosen killer, namun juga bisa menceritakan berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa.

"Karena saat ini kesehatan mental menjadi fokus kami untuk diatasi," tandasnya. ruf/and


Redaktur : andes
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top