Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan FMCBG G20 | Bank Dunia Diminta Segera Bentuk Dana Perantara Keuangan

Dorong Integrasi Kebijakan Moneter

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Normalisasi kebijakan moneter sejumlah anggota G20 diharapkan dilakukan secara terkalibrasi, terencana, dan dikomunikasikan dengan baik sehingga negara lain dapat mengantisipasi dampaknya.

JAKARTA - G20 mendorong pembuatan kebijakan moneter yang terintegrasi dalam pertemuan kedua di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Kebijakan moneter terintegrasi diperlukan terutama oleh negara berkembang agar lebih siap menghadapi dampak percepatan normalisasi kebijakan beberapa bank sentral dan peningkatan inflasi karena perang di Ukraina.

"Inisiatif baru yang sedang dibahas adalah perlunya IMF (International Monetary Fund) untuk mewujudkan pemahaman bersama tentang kerangka kebijakan yang terintegrasi. Bagaimana kebijakan moneter dapat diintegrasikan agar sesuai dengan tujuan mengelola stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi global, termasuk juga pengelolaan aliran modal di dalamnya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 kedua yang dipantau di Jakarta, Kamis (21/4).

G20 memandang IMF dan BIS (Bank for International Settlement) juga perlu bekerja bersama untuk membahas dan merumuskan kebijakan moneter dengan mempertimbangkan stabilitas keuangan karena arus modal tidak hanya berdampak pada stabilitas moneter, tetapi juga pada stabilitas sistem keuangan.

Bank sentral negara-negara anggota G20 yang hendak menormalisasi kebijakan moneter diharapkan melakukannya secara terkalibrasi, terencana, dan dikomunikasikan dengan baik, sehingga negara lain dapat mengantisipasi dampak kebijakan tersebut.

Negara-negara G20 juga berencana memberikan bantuan dan fasilitasi bagi negara-negara anggota, terutama negara-negara yang kurang berkembang, melalui inisiatif perumusan Resilience and Sustainability Trust (RST) Fund. "Krisis seperti pandemi ini mungkin berulang di masa yang akan datang sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik, termasuk untuk negara berkembang yang paling terdampak krisis," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top