Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dolar Naik Didukung PDB dan Data Tenaga Kerja AS yang Kuat

Foto : ANTARA/Muhammad Adimaja

Tumpukan uang dolar AS berada di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Dolar AS naik terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (29/6) atau Jumat pagi WIB, mendapat dukungan dari pembacaan PDB dan data tenaga kerja yang kuat, yang memberikan Federal Reserve kemungkinan pijakan untuk terus menaikkan suku bunganya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, meningkat 0,42 persen menjadi 103,3432 pada akhir perdagangan, naik ke level tertinggi dua minggu.

Ekonomi AS tumbuh pada laju tahunan sebesar 2 persen pada kuartal pertama, jauh lebih baik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,3 persen, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Analisis Ekonomi AS pada Kamis (29/6) pagi.

Sementara itu, klaim pengangguran awal mingguan AS minggu lalu turun sebesar 26.000 klaim menjadi 239.000 klaim yang disesuaikan secara musiman, penurunan terbesar dalam 20 bulan dan di bawah ekspektasi 265.000 klaim oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Setelah laporan tersebut, imbal hasil surat utang AS tenor 2 tahun mencapai level tertinggi sejak 8 Maret, naik 16 basis poin menjadi 4,882 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik 13,44 basis poin dan ditutup pada 3,846 persen, tertinggi sejak awal Maret.

Berbicara di sebuah acara yang diadakan oleh bank sentral Spanyol pada Kamis (29/6), Ketua Federal Reserve Powell mengindikasikan bahwa Fed kemungkinan akan melanjutkan jalur kenaikan suku bunganya setelah jeda awal bulan ini.

Selain itu, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Kamis (29/6) bahwa Fed harus menaikkan suku bunga jika pertumbuhan harga-harga menjauh dari target, atau ekspektasi inflasi mulai bergerak dengan "cara yang sulit".

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0867 dolar AS dari 1,0922 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2613 dolar AS dari 1,2648 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 144,8870 yen Jepang, lebih tinggi dari 144,3170 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8999 franc Swiss dari 0,8965 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3243 dolar Kanada dari 1,3254 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,8615 krona Swedia dari 10,7726 krona Swedia.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan

Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top