Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dokter Spesialis Sebut Obat TBC Pada Ibu Hamil Dinilai Tidak Berbahaya

Foto : ANTARA/Pexels/Pavel Danilyuk

Ilustrasi ibu hamil.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Dokter spesialis respirologi anak RSCM dr. Wahyuni Indawati Sp.A(K) mengatakan obat yang digunakan ibu hamil untuk mengobati tuberkulosis atau TBC sudah aman dan memiliki bahaya yang lebih kecil.

"Jadi obat yg dikasih ke ibu sudah diperhitungkan bahayanya ke anak dari panduan bidan, atau dokter penyakit dalam, obat kepada ibu hamil sudah melalui penelitian sehingga bahayanya lebih kecil ketimbang manfaat yang diberikan," katanya dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Wahyuni mengatakan tuberkulosis yang diderita Ibu bisa menular ke anak tergantung kapan waktu terinfeksinya. Jika TBC mengenai paru, maka akan menularkan dari ibu ke anak saat lahir.

Namun jika kuman TBC masuk ke pembuluh darah, ditakutkan bayi bisa terinfeksi sejak dalam kandungan karena adanya hubungan ibu dan janin melalui plasenta.

Ia mengatakan secara umum kemampuan penularan TBC oleh anak ke lingkungan sekitar termasuk kecil karena kumannya lebih sedikit.

Pada anak yang bukan TBC berat kemampuan batuknya juga berbeda dengan dewasa sehingga kemampuan menularnya lebih rendah.

"Tapi anak 0-18 taun semakin besar biasanya TBCnya lebih menyerupai TBC dewaaa, kalau lebih dari 10 tahun chance penularannya lebih tinggi, kalau anak yang lebih muda tapi kumannya ketemu positif dia juga cukup infeksius untuk lingkungannya," katanya.

Untuk mengetahui TBC pada anak, ada beberapa pemeriksaan seperti dahak karena 90 persen kuman masuk melalui saluran nafas. Selain itu ada pemeriksaan tes cepat molekuler yang bisa mengidentifikasi kuman kecil sehingga bisa melihat bakteri pada anak yang sulit mengeluarkan dahak.

Pada pemeriksaan penunjang lainnya bisa dilakukan imunopatologi untuk memeriksa respon tubuh terhadap kuman dan tes mantoux.

"Kalau mantoux kita akan suntik seperti BCG di bawah kulit nanti setelah dua hari dilihat apakah ada respon atau tidak, kalau ada respon biasanya timbul seperti bentol yang ukurannya lebih dari satu sentimeter," ucapnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top