Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Doa Bahasa Indonesia Tidak Masalah

Foto : ISTIMEWA

Menteri agama

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Doa dalam bahasa Indonesia bukan sebuah masalah. Pernyataan tersebut juga tidak perlu diperdebatkan. Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (8/2).

"Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu," ujarnya. Pernyataan Menag menanggapi laporan terhadap Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman tentang dugaan penodaan agama.

Jenderal Dudung dilaporkan oleh Koalisi Ulama dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA). Dalam laporannya, Jenderal Dudung diduga melakukan penodaan agama atas pernyataann 'Tuhan Kita Bukan Orang Arab' saat mengisi siaran podcast.

"Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta)," jelas Menag.

Lebih jauh, Menag menyebut, dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia. Pernyataan Jenderal Dudung dalam podcast tersebut juga dalam konteks soal pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan.

Dia menekankan, pernyataan dari Kasad jelas bukan bermaksud memosisikan Allah sebagai makhluk. Kalimat Jenderal Dudung 'karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab' adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat 'Pakai bahasa Indonesia saja'.

Menag mengajak semua pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi atau tabayyun ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu. Termasuk pada pernyataan Jenderal Dudung, semestinya bisa diselesaikan dulu dengan bertemu atau berdiskusi langsung."Cara tersebut akan lebih elegan dan tak menguras energi," imbuhnya.

Dia menilai, sebagai petinggi TNI, Jenderal Dudung sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik. Dengan keyakinan itu, Jenderal Dudung tentu memiliki kehati-hatian dan mampu mengukur dampak pernyataan atau tindakannya di tengah publik.

"Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita jernih melihat setiap persoalan," ajak Menag.

Sebelumnya, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman, menegaskan tidak pernah menjadikan Islam sebagai musuh. Dia juga mengaku pernah mengenyam pendidikan agama sebagai santri. "Saya santri, tidak pernah lewat ibadahnya. Jadi kalau saya mengatakan menjauhi islam itu tidak benar," ujarnya.
__

Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top