Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan "Stunting"

DKI Dorong Pemahaman Gizi Masuk Kurikulum

Foto : ANTARA/Ricky Prayoga

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendorong pemahaman terkait gizi seimbang masuk dalam kurikulum sekolah agar anak-anak sejak dini muncul kesadaran mencegah kurang gizi kronis dengan tubuh pendek atau stunting dan obesitas.
"Bagaimana mendorong program pendidikan mulai dari PAUD sampai semua jenjang, pendidikan untuk memasukkan pelajaran tentang menu gizi seimbang dalam kurikulum," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti, pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-62, di Jakarta, Jumat (28/1).
Widyastuti juga menyatakan, agar edukasi mengenai gizi seimbang melalui jalur lain terus digencarkan sehingga persoalan stunting dan obesitas dapat ditekan di Jakarta. "Harapannya anak-anak sejak dini mendapatkan edukasi soal asupan makanan tepat sesuai umur, dan bagaimana sinergi program pengentasan malnutrisi baik stunting maupun obesitas," imbuhnya.
Dengan begitu, anak-anak tidak hanya menerima buku rapor yang berisi nilai-nilai mata pelajaran tapi juga mendapatkan pemahaman soal gizi.
"Saya berharap DKI bersama kolaborator dan mitra di Dinas Pendidikan, PKK, komite sekolah, bisa menghasilkan generasi cerdas pengetahuan tapi fisik juga lulus. Ini PR bersama yang harus dikoreksi," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pandemi Covid-19 memberikan tantangan karena berdampak terhadap peningkatan angka obesitas yang salah satunya keterbatasan mobilitas menyebabkan konsumsi makanan menjadi meningkat.
Namun, Widyastuti tidak membeberkan detail temuan angka obesitas yang timbul akibat penerapan pembatasan mobilitas saat pandemi Covid-19 di Jakarta.

Lakukan Terobosan
Sedangkan untuk stunting, lanjut dia, Pemprov DKI melakukan sejumlah terobosan mulai dari regulasi termasuk yang terbaru meluncurkan beras fortifikasi untuk mencegah masalah stunting.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan melalui buletin Situasi Stunting di Indonesia mencatat proporsi stunting pada balita di Tanah Air berdasarkan hasil Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yaitu sebesar 27,67 persen.
Dari total persentase tersebut, proporsi "stunting" pada balita di DKI Jakarta pada 2019 mencapai 19,96 persen. Sedangkan, angka obesitas berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi gemuk pada balita di DKI mencapai 11,7 persen.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top