DKI Defisit, Anies Pinjam 4,5 Triliun Rupiah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan informasi terbaru perkembangan COVID-19 di Ibu Kota dalam video yang diunggah Pemrov DKI Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
"Jakarta dan Jabar menjadi dipilih menjadi wilayah prioritas karena pengaruhnya terhadap produk domestik bruto (PDB/GDP) Indonesia begitu besar. DKI Jakarta itu sekitar 18 persen GDP kita. Kalau DKI Jakarta dan Jawa Barat bisa bangkit, dua itu sekitar 30 persen GDP kita. Jadi pengaruhnya besar ke perekonomian nasional," kata Sri.
Dia mengungkapkan, DKI Jakarta mengajukan pinjaman 12,5 triliun rupiah, dengan rincian 4,5 triliun rupiah untuk tahun ini dan 8 triliun rupiah tahun depan. Dana ini akan digunakan untuk infrastruktur air bersih, penanggulangan banjir, pengelolaan sampah, transportasi, pariwisata, dan olahraga.
Sementara untuk Jawa Barat, total pinjaman yang diajukan Gubernur Ridwan Kamil dan jajarannya yakni mencapai 4 triliun rupiah.Sebanyak 1,9 triliun rupiah untuk 2020, serta 2,09 triliun rupiah untuk tahun ini, dengan rincian proyek untuk pembangunan RS, jalan, jembatan, perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan penataan kawasan khusus.
Menurut dia, jangka waktu pinjaman dana atau tenor duit ini paling lama selama 10 tahun. Sebetulnya Bank Indonesia (BI) telah mengatur tenor selama lima sampai tujuh tahun, namun pemerintah pusat mengeluarkan pengecualian menjadi 10 tahun akibat wabah Covid-19.
n pin/ujo/P-5
Redaktur : M Husen Hamidy
Komentar
()Muat lainnya