Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kualitas Cahaya

DKI Akui Tak Pantau Polusi Cahaya

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui tidak pernah memantau polusi cahaya. Pasalnya, polusi cahaya tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999.

"Sepengetahuan saya, polusi cahaya tidak ada. Yang ada adalah polusi udara atau air polution. Semuanya mengacu ke Peraturan Pemerintah No 41 Thn 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara," ujar Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Mudarisin, di Jakarta, Kamis (4/7).

Diakuinya, Dinas Lingkungan Hidup hanya memantau pencemaran udara pada partikel-partikel di dalamnya, seperti kadar gas, partikel, temperatur, tekanan udara, kelembapan, dan arah angin. Menurutnya, kualitas udara saat ini bisa jadi berpengaruh terhadap pencahayaan.

"Mungkin, tapi kondisi polusi ini menyebabkan langit menjadi seperti ada kabut yang menyebabkan langit tidak cerah dan akibatnya mengganggu jarak pandang," kata Mudarisin.

Sebelumnya, Ronny Syamara, seorang astronom Planetarium Jakarta, mengaku sulit untuk mengamati benda langit yang masuk dalam kategori deep sky object atau objek-objek yang redup. Hal ini disinyalir karena adanya polusi cahaya.

"Jakarta termasuk cukup parah untuk kualitas cahaya. Dampak kepada astronom, yang pasti, banyak objek yang tidak bisa kita amati lagi, karena objek-objek redup itu sudah jadi kendala buat kita untuk lihat. Jadi, harus pakai alat bantu teleskop, itu pun dengan syarat kondisi langitnya harus cukup bagus," katanya.

Menurut Ronny, lampu taman maupun lampu trotoar yang mengarah ke atas atau tidak memiliki tudung menjadi salah satu penyebab polusi cahaya. Tidak hanya itu, baliho dengan penerangan yang mengarah ke atas, juga dapat memperburuk polusi cahaya di Jakarta.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, membenarkan bahwa Kota Jakarta, terutama Jakarta Pusat yang menjadi lokasi Planetarium, berlimpah cahaya. Penelitian lain, menurut Thomas, pola tidur akan berubah. Bagi sebagian orang yang sangat peka terhadap kondisi cahaya, polusi cahaya dapat membuat mereka mengalami gangguan tidur. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top