Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 09 Sep 2020, 03:00 WIB

Diversifikasi Pangan Sulit Terealisasi

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Pemerintah selama ini terlalu fokus pada pengembangan pangan jenis beras. Padahal, Indonesia memiliki ragam jenis pangan yang sangat berlimpah.

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB), Sahara, menilai pengembangan pangan yang hanya berfokus pada jenis beras dikhawatirkan dapat menyandera upaya diversifikasi pangan lokal. Padahal RI ladang pangan lokal.

Saat ini, Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman.

Namun, konsumsi beras per kapita yang terlampau tinggi. Menurut Sahara, kondisi tersebut kontra produktif lantaran dapat menghambat investasi dan pengembangan produk pangan selain beras.

"Efeknya, kemampuan kita memproduksi pangan lokal secara kontinu rendah. Belum lagi bicara soal teknologi pengolahan pangan lokal yang masih terbatas," ujarnya dalam diskusi terkait diversifkasi pangan di Jakarta, Selasa (8/9).

Menurut Sahara, pandemi Covid-19 menjadi momentum yang tepat untuk mempercepat diversifikasi pangan. "Mind set (cara pandang) harus diubah bahwa beras bukan satu-satunya sumber karbohidrat," pungkas dia.

Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan roadmap diversifikasi pangan lokal. Dalam peta jalan itu disertakan pula rencana aksi diversifikasi pangan secara nasional.

RI memang terhitung terlambat dalam mendorong diversifikasi pangan karena pembangunan pertanian masih berfokus pada beras. Akan tetapi, pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk mempercepat diversifikasi pangan.

Sebagai bentuk keseriusannya lembaga pembina sektor pertanian itu juga telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Menteri Pertanian soal Diversifikasi Pangan. Kemendagri juga menerbitkan Instruksi Menteri Dalam Negeri terkait Diversifikasi Pangan.

Antisipasi Krisis


Sekretaris Badan Ketahanan Pangan-Kementan, Riwantoro, menyebutkan dalam roadmap tersebut ditargetkan pada tahun 2024 konsumsi beras nasional menjadi 85,0/ kilogram/ kapita/ tahun. Itu turun dari 2019 yang masih menyentuh 94,9/ kg/ kap/ tahun.

Adanya peta jalan diversifikasi pangan itu untuk mengantisipasi krisis pangan global dan ancaman kekeringan. "Roadmap ini untuk menurunkan ketergantungan konsumsi beras. Kita sediakan pangan lokal sumber karbohidrat nonberas," ungkapnya.

Dalam peta jalan tersebut pada tahun 2020 ini konsumsi beras turun menjadi 92 kg/kapita/tahun, lalu pada tahun 2021 terus turun menjadi 90,9 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2022 menjadi 89,0 kg/kapita/tahun, kemudian pada 2023 menjadi 87,0/kg/kapita/tahun.

Seiring dengan roadmap penurunan konsumsi beras itu pada saat yang sama konsumsi pangan lokal terus meningkat. Pangan lokal yang bakal ditingkatkan konsumsinya yakni ubi kayu, jagung, sagu, kentang, pisang dan talas.

Kementan telah memetakan lokasi untuk pengembangan pangan lokal.

ers/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.