Diuntungkan Suramnya Data Ekonomi AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan menguat, hari ini (17/7), berbalik arah dari penutupan perdagangan di pasar uang pada akhir pekan lalu. Hal itu dikarenakan berlanjutnya dampak pelemahan kurs dollar AS terhadap mata uang utama lainnya pada akhir pekan lalu WIB akibat suramnya data ekonomi di Amerika Serikat.

Perkiraan awal penjualan ritel dan jasa makanan AS untuk Juni 2017, disesuaikan dengan variasi musiman dan libur serta hari perdagangan, namun tidak untuk perubahan harga, mencapai 473,5 miliar dollar AS, turun 0,2 persen dari bulan sebelumnya, dan 2,8 persen di atas Juni 2016, kata departemen perdagangan.

Berdasarkan laporan departemen tenaga kerja AS, Jumat pekan lalu waktu setempat, indeks harga konsumen untuk semua konsumen perkotaan tidak berubah pada Juni dalam basis disesuaikan secara musiman, gagal memenuhi konsensus pasar. Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item naik 1,6 persen.

Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,61 persen menjadi 95,142 pada akhir perdagangan. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (14/7) sore, melemah delapan poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.344 rupiah per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan sentimen positif dari dalam negeri menjaga stabilitas fluktuasi mata uang rupiah terhadap dollar AS. Sentimen positif dari angka defisit APBN semester pertama 2017 terhadap PDB yang hanya 1,29 persen direspons positif pelaku pasar.

"Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) yang optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi pada semester kedua 2017 yang mencapai 5,3 persen, akan membuka ruang penguatan rupiah terhadap dollar AS ke depannya," ujar Rangga.

Ant/E-10