Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ditunda Hingga Akhir Mei, Ternyata Ini Tujuan NASA Terbangkan Pesawat Ruang Angkasa Kecil Seukuran Microwave

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

NASA mengumumkan untuk menunda peluncuran misi CAPSTONE atau 'Cislunar Autonomous Positioning System Technology Operations and Navigation Experiment' hingga tanggal 31 Mei mendatang. Sehingga, sebuah pesawat ruang angkasa kecil yang terikat bulan akan menunggu setidaknya beberapa hari lagi untuk diluncurkan.

"Kami akan terus mengevaluasi tanggal untuk upaya peluncuran target pertama dalam periode peluncuran, yang meluas hingga 22 Juni," tulis pejabat agensi di blognya untuk program bulan Artemis. Postingan tersebut tidak merinci mengapa peluncurannya sedikit tertunda, dikutip dari laman Space, Senin (16/5).

CAPSTONE merupakan pesawat ruang angkasa berukuran sebesar oven microwave. Selain itu, CAPSTONE hanya memiliki berat mencapai 25 kilogram.

Rencananya, pesawat ruang angkasa tersebut diluncurkan dari Selandia Baru dengan Rocket Lab Electron dengan tahap Lunar Photon. Misinya yakni untuk memverifikasi stabilitas orbit lingkaran halo dekat (NRHO) di sekitar bulan, memodelkan Gateway, stasiun ruang angkasa kecil yang mengorbit bulan yang merupakan bagian penting dari rencana Artemis yang perlu diikuti dengan astronot di dalamnya.

Orbit yang direncanakan akan membawa CAPSTONE dalam jarak 1.000 mil atau setara dengan 1.600 kilometer dari kutub bulan terdekat, menyediakan akses ke kutub selatan. Itulah target utama misi Artemis yang diawaki, mengingat kemungkinan adanya es air di kawah kutub yang dibayangi secara permanen.

Pada ketinggian tertinggi, CAPSTONE akan berayun 43 kali lebih tinggi hingga 43.500 mil atau setara 70.000 km. Adapun keuntungan dari orbit seperti itu adalah bahwa pesawat ruang angkasa masa depan yang datang ke dan dari permukaan bulan di kutub selatan tidak perlu terbang tinggi untuk bertemu dengan Gateway, tetapi orbit halo belum diuji oleh pesawat ruang angkasa lain.

Masalah rumit adalah bulan telah diketahui mascons (konsentrasi massa) yang dapat mengganggu orbit. Sehingga, NASA tengah mencari tes murah sebelum mengirim Gateway yang jauh lebih mahal ke orbit seperti itu.

Misi sekunder CAPSTONE adalah untuk menilai sistem navigasi dan komunikasi pesawat ruang angkasa ke pesawat ruang angkasa dengan Lunar Reconnaissance Orbiter NASA, yang telah mengelilingi bulan sejak 2009. CAPSTONE dirancang untuk membantu mengurangi risiko pesawat ruang angkasa masa depan, dengan memvalidasi teknologi navigasi dan memverifikasi dinamika orbit berbentuk halo ini.

Sebagai informasi, CAPSTONE awalnya seharusnya terbang pada tahun 2021, tetapi misi tersebut tertunda sejak munculnya wabah virus corona atau pandemi Covid-19 di dunia.

Saat itu, Bradley Cheetham selaku CEO dan presiden Advanced Space of Westminster, perusahaan yang diminta NASA mengembangkan dan akan mengoperasikan CAPSTONE mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa tersebut akan mengorbit di area sekitar Buan setidaknya selama enam bulan.Ini bertujuan untuk memahami karakteristik orbitnya.

"CAPSTONE telah terintegrasi penuh dan saat ini sedang menjalani pengujian serta evaluasi integrasi," tutur Bradley.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top