Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Diplomat AS-Tiongkok "Perang Mulut" di Alaska

Foto : AFP/Frederic J BROWN

Perundingan di Alaska l (Dari kanan ke kiri) Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mendampingi Menlu AS, Antony Blinken, saat berunding dengan pejabat hubungan luar negeri PKT, Yang Jiechi, dan Menlu Tiongkok Wang Yi, di Captain Cook Hotel, Anchorage, Alaska, Kamis (18/3). Perundingan bilateral AS-Tiongkok ini dijadwalkan berlangsung selama 2 hari.

A   A   A   Pengaturan Font

ANCHORAGE - Diplomat Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok pada Kamis (18/3) terlibat perang mulut dalam pembicaraan tatap muka bilateral pertama mereka sejak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS. Perundingan bilateral itu merupakan pembukaan pertemuan dua hari di Anchorage, Alaska. Peristiwa perang mulut itu menambah daftar panjang kekisruhan bilateral.

"Tindakan-tindakan Tiongkok merupakan ancaman bagi tatanan berbasis aturan yang dibuat untuk menjaga stabilitas global," ucap Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada pembukaan pertemuan di Alaska. "Pihak AS akan membahas keprihatinan mendalam kami terkait tindakan Tiongkok, termasuk di Xinjiang," kata Blinken kepada pejabat diplomatik tertinggi Partai Komunis Tiongkok, Yang Jiechi, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi, merujuk tuduhan Washington DC terhadap Beijing yang melakukan genosida terhadap minoritas Uighur.

"Akan dibahas dalam dialog tentang isu Hong Kong, Taiwan, serangan dunia maya di Amerika Serikat, serta tekanan ekonomi terhadap sekutu kami," tambah dia.

Tak kalah keras, Beijing juga memberikan tanggapan tajamnya. "Beijing dengan tegas menentang campur tangan AS dalam urusan dalam negeri. Kami akan mengambil tindakan tegas sebagai respons kami," ujar Yang.

Ketegangan antara Washington DC dan Beijing tetap tinggi setelah hubungan berubah menjadi kekacauan selama masa kepresidenan Donald Trump, dimana terjadi perang perdagangan intensif yang merusak ekonomi global, dan perselisihan berbagai hal mulai dari pertahanan, teknologi hingga persoalan hak asasi manusia di Hong Kong.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top