Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dipicu Tensi Geopolitik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar AS naik bersama dengan aset safe-haven lainnya pada akhir perdagangan Jumat (11/2) waktu Washington, Amerika Serikat (AS) atau Sabtu (12/2) pagi WIB menyusul peningkatan ketegangan antara AS dan Russia. Kondisi tersebut diperkirakan akan menjadi tekanan bagi aset berisiko, termasuk rupiah, hari ini (14/2).

Pemerintah AS mengungkapkan Russia telah mengumpulkan cukup banyak pasukan di dekat Ukraina untuk melancarkan invasi besar. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan menyatakan serangan Russia dapat dimulai kapan saja dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara.

Dollar telah diperdagangkan sebagian besar menyamping ketika peringatan AS menghantam pasar. Indeks dollar, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,258 persen.

"Kenaikan dollar disebabkan oleh komentar Sullivan, serta laporan bahwa Presiden Russia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina, yang kemudian dibantah oleh Gedung Putih," kata Kepala strategi valas di CIBC Capital Markets, Bipan Rai di Toronto, akhir pekan lalu. "Kenaikan itu, bersama dengan pergerakan aset safe-haven lainnya seperti obligasi pemerintah AS dan yen Jepang, menunjukkan pasar semakin khawatir tentang prospek invasi," imbuhnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (11/2) sore, ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.347 rupiah per dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top