Dipicu Kenaikan "Yield" Obligasi AS
JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi menguat sepekan ini dipicu sentimen eksternal. Sepekan ini, pelaku pasar diperkirakan mengincar aset berisiko, termasuk rupiah.
Direktur Anugerah Megah Investama, Hans Kwee menilai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) sebenarnya berpotensi mendorong penguatan nilai tukar dollar AS. Namun, lanjutnya, stimulus besar berpotensi mendorong pemulihan ekonomi AS lebih cepat sehingga meningkatkan minat pelaku pasar akan aset berisiko.
"Hal tersebut mendorong dana masuk ke negara berkembang termasuk Indonesia, sehingga pelemahan nilai tukar rupiah relatif terbatas di tengah kenaikan Yiled government bond AS," ujar Hans dalam catatan risetnya di Jakarta, Minggu (24/1).
Dia menambahkan kenaikan yield obligasi pemerintah AS juga berpotensi mendorong lonjakan imbal hasil obligasi dalam negeri meskipun relatif terbatas. Hal itu karena likuiditas di pasar sangat longgar.
"Aliran dana berpotensi mendorong asset berisiko naik karena lebih diminati," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya