Diperlukan Imunisasi Dasar Rutin
Plt Direktur Pengelola Imunisasi, Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine
JAKARTA - Imunisasi dasar lengkap tidak cukup memberi perlindungan bayi. Harus diberikan booster atau imunisasi lanjutan kepada usia yang lebih cukup. Demikian disampaikan plt Direktur Pengelola Imunisasi, Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine, dalam Temu Media Pekan Imunisasi Dunia 2022, di Jakarta, Senin (11/4).
"Sekarang ada perubahan paradigma. Kita tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap, tapi imunisasi rutin lengkap," ujarnya. Dia mengatakan, imunisasi rutin lengkap untuk bayi bawah dua tahun (baduta) dan anak sekolah.
Dia menyebut, vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak rubela dan tetanus. Menurutnya, jika cakupan imunisasi rutin, bahkan dasar masih rendah di suatu daerah, maka berpotensi muncul Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Prima menerangkan, situasi imunisasi terkendala pandemi Covid-19. Cakupan imunisasi rutin turun cukup signifikan. "Padahal kita harus tetap melakukan imunisasi walaupun masih dalam masa pandemi Covid-19. Kita sudah terbitkan regulasi agar bisa imunisasi dengan protokol kesehatan," jelasnya.
Kemenkes mencatat, pada tahun 2019-2021 sebanyak 1,7 juta lebih anak bahkan belum mendapat imunisasi dasar lengkap. Menurut Prima, jumlah tersebut besar dan berisiko tinggi menyebabkan KLB PD3I.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya