Dipengaruhi Window Dressing, Tren Positif IHSG Diprediksi Masih Berlanjut
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatannya, hari ini (5/12). Bahkan, tren positif tersebut diperkirakan masih berlanjut ke depan.
Equity Analyst CNBC Indonesia Research, Susi Setiawati dalam siaran di laman www.cnnindonesia.com, Rabu (4/12), melihat tren IHSG setiap Desember selalu positif. Salah satu faktornya, investor tengah menyambut window dressing pada Desember.
Tak hanya itu, investor optimistis bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed bakal memangkas suku bunga acuan dalam rapat dewan kebijakan (FOMC) pekan depan.
- Baca Juga: Asing Was-was terhadap Kebijakan Trump, Saham Perbankan Loyo
- Baca Juga: Ekspor UMKM
Dia bahkan memproyeksikan IHSG dapat berada di level 7.500-an pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/12) sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku (basic materials).
IHSG ditutup menguat 130,74 poin atau 1,82 persen ke posisi 7.326,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 14,26 poin atau 1,64 persen ke posisi 883,59.
“Bursa regional Asia menguat di saat pasar dikejutkan dari pergolakan politik di Korea Selatan, dimana Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol secara tak terduga mengumumkan darurat militer pada Selasa (03/12) malam, dengan alasan upaya untuk mencegah partai oposisi mengganggu proses parlementer," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Namun demikian, Korea Selatan akhirnya membatalkan keputusan tersebut setelah Majelis Nasional memberikan suara menentang tindakan tersebut.
Untuk mencegah dampak negatif ekonomi dan pasar keuangan, Bank of Korea mengadakan rapat darurat dan regulator keuangan mengatakan siap mengalokasikan dana sebesar 10 triliun won untuk menstabilkan pasar kapan saja, dan Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok, Rabu (4/12), berjanji untuk memompa likuiditas tanpa batas ke pasar keuangan, apabila perlu untuk menstabilkannya.
Sementara dari Tiongkok, meskipun aktivitas sektor jasa mengalami perlambatan namun masih di zona ekspansi.
Berdasarkan data The Caixin General Services PMI turun ke level 51,5 pada November 2024 dari level tertinggi tiga bulan pada Oktober sebesar 52,0, atau meleset dari perkiraan pasar sebesar 52,5 dan The Caixin General Composite PMI naik menjadi 52,3 pada November 2024 dari 51,9 pada bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, IHSG menguat seiring dengan momentum dari window dressing di penghujung tahun yang dapat menjadi momentum investor mengoleksi saham-saham unggulan, sehingga mendorong aktivitas peningkatan perdagangan saham menjelang akhir 2024.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Pengungsi TikTok di AS Berduyun-duyun Pindah ke "RedNote"
- Pelatih matangkan kemampuan atlet pratama agar bisa raih prestasi
- Dinkes Jayapura: Cakupan layanan TBC capai 97 persen di 2024
- Prawira Bandung menang dramatis di kandang Pacific Caesar Surabaya
- Kurangi Makanan Ultra Proses demi Hindari Berbagai Masalah Kesehatan