Dipengaruhi Risalah the Fed
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah, hari ini (22/11), jika rilis notulensi rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan the Fed bernada hawkish atau agresif terhadap kenaikan suku bunga acuan ke depan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan risalah the Fed bakal mempengaruhi nilai tukar rupiah. Apabila Bank Sentral AS bernada dovish atau moderat, maka bisa mendorong penguatan lanjutan rupiah. Sebaliknya, nada hawkish dapat menekan nilai tukar rupiah.
Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (22/11), bergerak di kisaran 15.400-15.500 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Selasa (21/11), menguat 5 poin atau 0,03 persen dari sehari sehari sebelumnya menjadi 15.440 rupiah per dollar AS.
"NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) pada kuartal III/2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan mencatat defisit 1,5 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dollar AS. Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jakarta, kemarin.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya