Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Edaran Kemenkes I Orang Tua Diminta Awasi Warna Urine Anak

Dinkes Terus Mengedukasi Fasilitas Kesehatan

Foto : ANTARA/Fahrul Marwansyah

Pengunjung melakukan pemeriksaan kesehatan di stan Dinkes Provinsi DKI Jakarta di area Jakarta Fair, Sabtu (16/7/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jika dalam enam jam tidak buang air kecil, anak dibawa ke faskes atau rumah sakit. Cek juga warna urine anak.

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta terus mengedukasi dan sosialisasi dengan seluruh fasilitas kesehatan (faskes) Ibu Kota terkait gagal ginjal akut misterius anak-anak sesuai dengan edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami proaktif mengedukasi dan menyosialisasikan kepada semua rumah sakit dan puskesmas Jakarta untuk mengidentifikasi gagal ginjal akut anak sesuai dengan surat edaran Kemenkes," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, di Labkesda DKI Jakarta, Kamis (20/10).
Selain identifikasi, Widyastuti mengatakan bahwa sosialisasi tersebut juga mengenai prosedur standar operasional (SOP) dalam penanganannya. Ada SOP yang dikeluarkan Kemenkes bersama tim ahli Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ini terutama terkait tata laksana dan tata kelola.
"Terkait klinisnya, preklinik, dan rujukan lab. Rujukan labnya ke Labkesda," kata Widyastuti. Dia lebih jauh menyebutkan, selama Januari sampai 19 Oktober, ada 71 kasus gagal ginjal akut. Sebanyak 60 kasus (85 persen) anaknya berusia balita. Lalu 11 kasus berusia 5-18 tahun.
Untuk jenis kelamin pasien sebagian besar laki-laki. Kemudian wilayah domisili dari 71 kasus tadi, 35 berdomisili DKI Jakarta. Lalu Banten (9), Jawa Barat (16) dan Jabodetabek (7).
Dari data tersebut, Widyastuti menyebutkan, sebanyak 40 pasien meninggal, 16 dalam perawatan dan 15 lainnya sembuh. Dilihat dari tren bulanannya, terbanyak terjadi di Oktober (31).
Widyastuti menambahkan, belum bisa diketahui sebab pasti karena masih dalam penelitian, termasuk kontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) yang diduga menjadi salah satu penyebab gagal ginjal akut anak. "Karena belum pasti, kita harus tegas memitigasi untuk mengendalikannya," tandasnya.

Cek Urine
Sementara itu, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengimbau orang tua rutin mengecek urine anak guna mengantisipasi gagal ginjal akut. Harapan ini disampaikan Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati. Dia mengatakan, selain minum air putih cukup, penting untuk memperhatikan warna urine.
"Orang tua harus memperhatikan anak-anaknya, apabila dalam waktu enam jam tidak buang air kecil. Ini mesti menjadi kewaspadaan dini," kata Yudi Dimyati. Yudi menyarankan jika anak tidak mengeluarkan urine selama beberapa jam, orang tua harus sigap memeriksakan ke puskesmas atau rumah sakit.
Menurut dia, pemeriksaan tersebut guna mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut serta penggunaan obat terutama dalam bentuk sirop yang bisa mempengaruhi kesehatan ginjal. Orang tua disarankan memperhatikan warna urine. Jika terlalu pekat, diharuskan memenuhi kebutuhan air putih yang diperlukan tubuh.
"Minimal delapan gelas sehari. Jangan terlalu banyak dan sedikit minum air putih. Kita lihat air kencing sebagai penanda cairan dalam tubuh," katanya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ditemukan kasus gagal ginjal akut dialami seorang anak di Jakarta Selatan. "Anaknya berusia lima tahun. Saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo," katanya.
Sedangkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI, Dwi Oktavia, minta masyarakat menggunakan obat tablet dan suppositoria (melalui dubur) untuk mengantisipasi gangguan ginjal akut misterius anak. Suppositoria bisa diberikan bila demam tinggi untuk menurunkan. Prinsipnya yang ditunda berbentuk sirup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top