
Dinkes Tanjungpinang Mengajak Warga Bergejala Tuberkulosis Segera Berobat
Petugas Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Kepri, menyosialisasikan penyakit tuberkulosis kepada masyarakat.
Foto: ANTARATANJUNGPINANG– Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), mengajak warga yang bergejala tuberkulosis (TB) segera memeriksa dan berobat ke fasilitas kesehatan.
"Kami mengajak masyarakat bersama-sama mendukung penuntasan tuberkulosis, khususnya di wilayah Tanjungpinang," kata Kepala DinkesP2KB Tanjungpinang, Rustam, di Tanjungpinang, Minggu (2/3).
Rustam menyebut penuntasan tuberkulosis merupakan program prioritas Presiden RI Prabowo, sebagaimana halnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang harus didukung daerah.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat berpartisipasi agar tuberkulosis ini dapat dituntaskan. Pertama, memastikan seluruh warga masyarakat yang bergejala untuk mengunjungi layanan kesehatan.Kedua, mereka yang positif atau kontak erat dengan penderita positif menjalani terapi sampai tuntas.
Dia menjelaskan ada beberapa gejala yang patut dicurigai sebagai tuberkulosis, yaitu batuk lebih dari tiga hari apalagi berdahak atau bahkan berdarah, berat badan menurun secara signifikan, kurang nafsu makan, hingga sering keluar keringat di malam hari tanpa aktivitas.
"Makin perlu waspada jika salah satu gejala tersebut terjadi pada orang dengan HIV/AIDS, perokok, ibu hamil, dan pengidap diabetes," ungkapnya.
Dia menyampaikan saat ini layanan tuberkolosis telah tersedia di seluruh rumah sakit, puskesmas, klinik, dan praktik mandiri dokter. Setidaknya enam praktik dokter dan 40 klinik di Tanjungpinang sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam pelayanan tuberkulosis.
Dia memaparkan pada tahun 2024 dilaporkan ada 8.384 orang terduga tuberkulosis dan 834 di antaranya dinyatakan positif. Sedangkan pada 2025 sampai 26 Februari dilaporkan ada 1.259 orang terduga tuberkulosis dan 113 di antaranya dinyatakan positif.
Namun, dia menyayangkan tidak semua penderita tuberkulosis yang dinyatakan positif bersedia mengikuti pengobatan. Setidaknya ada 87 penderita tuberkulosis di Tanjungpinang pada tahun 2024 yang tidak mengikuti pengobatan.
Untuk bisa menuntaskan tuberkulosis, menurut Rustam, bukan hanya orang yang positif TB saja yang harus berobat, tetapi juga orang yang kontak erat dengan penderita pun harus ikut berobat walaupun hasil pemeriksaannya negatif, namanya Terapi Pencegahan TB (TPT).
"Bayangkan saja kalau 87 orang yang tidak berobat ini kontak erat dengan rata-rata 10 orang saja, maka akan terdapat 870 orang lainnya yang potensial ikut tertular tuberkulosis," ungkapnya.
Dia menambahkan, terapi pencegahan tuberkulosis saat ini tersedia obat yang cukup diminum satu minggu sekali dan jangka waktunya juga lebih pendek yaitu tiga bulan, sedangkan untuk pengobatan tuberkulosis positif, obatnya harus diminum tiap hari dan jangka waktunya juga lebih panjang, yaitu enam bulan.
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius terutama mempengaruhi paru-paru.
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
- 5 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
Berita Terkini
-
Gelombang Panas Paksa Filipina Tutup Sekolah di Manila
-
Menlu RI Bahas Kemitraan dengan Timor Leste
-
Kebakaran Hutan Terburuk di Jepang Terus Berkobar
-
Pakar Keamanan Nyatakan TNI Tak Mungkin Kembali Terapkan Sistem Dwifungsi seperti di Era Orde Baru
-
BNPT dan Kemendes PDT Sepakat Berkolaborasi Jaga Desa dari Ancaman Ideologi Kekerasan