Dinkes Garut Jawa Barat waspadai ancaman DBD saat musim hujan
Petugas saat melakukan pengasapan untuk memberantas nyamuk DBD di lingkungan Perumahan Malayu Selaras Desa Sirnajaya Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Feri Purnama.Garut -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Jawa Barat menyampaikan, masyarakat harus mewaspadai potensi ancaman penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD), karena saat ini sudah memasuki musim hujan yang bisa menyebabkan banyak genangan air sebagai tempat berkembangbiak nyamuk DBD.
"Iya, diimbau masyarakat untuk mencegah adanya genangan air sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, saat ini sudah memasuki musim hujan yang perlu diantisipasi semua pihak, tidak hanya oleh Dinkes Garut, tapi juga seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pencegahan, salah satunya memberantas tempat sarang nyamuk.
Menurut dia, pencegahan lebih baik daripada harus mengobati, karena jika sudah terjangkit DBD dan tidak mendapatkan penanganan cepat dan tepat bisa membahayakan jiwa.
"Pencegahan lebih baik, dan mendapatkan prioritas dalam upaya pengendalian lonjakan kasus DBD," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan laporan di lapangan jumlah penderita DBD selama Januari sampai Oktober 2024 di daerahnya sebanyak 2.967 orang, 10 orang di antaranya meninggal dunia, sisanya dinyatakan sembuh.
Selama tiga bulan terakhir saat musim kemarau, katanya, kasus penderita DBD di Garut terjadi penurunan, namun kini memasuki musim hujan diprediksi bisa berpotensi meningkat.
"Dalam tiga bulan terakhir, jumlah penderita terus menurun, namun demikian, memasuki musim hujan sekarang ini berpotensi dapat meningkat jumlah penderitanya," katanya.
Meski musim hujan berpotensi muncul kasus DBD, kata Asep, masyarakat tidak perlu khawatir apabila melakukan langkah pencegahan dimulai dari rumah sendiri, lingkungan, dan komunitas untuk menerapkan perilaku hidup sehat.
Selanjutnya, katanya, masyarakat harus membiasakan menerapkan langkah 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mengubur barang yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD.
"Membiasakan 3M, dan diimbau masyarakat untuk gerakan satu rumah, satu jumantik -juru pemantau jentik-," katanya.
Jika ada masyarakat sakit dengan tanda-tanda terjangkit DBD, kata Asep, secepatnya diperiksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan agar cepat ditangani secara medis dengan tepat dan terselamatkan.
"Periksakan ke fasyankes bilamana ada anggota keluarga mengalami gejala DBD, kemudian melaporkan ke puskesmas bilamana ada warga yang diduga terkena DBD," katanya.*
Berita Trending
- 1 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 2 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar
- 3 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 4 Banjir Dukungan, PDIP Surakarta Targetkan Kemenangan 70 Persen pada Pilkada 2024
- 5 Rem Blong Truk Bermuatan Berat Diduga Picu Tabrakan Beruntun di Cipularang
Berita Terkini
- Pembangunan Container Yard tingkatkan kapasitas logistik Batam
- Polda Jambi limpahkan tersangka judi online ke kejaksaan
- KPKP Jaksel awasi keamanan pangan di Pasar Tebet dan Setiabudi
- Pameran Indonesia dalam Sketsa Basoeki Abdullah
- Program Percontohan Makan Bergizi Dilengkapi Susu Fortifikasi Diluncurkan