Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dinilai Belum Transparan, Kemenperin Minta Isi 26.415 Kontainer Dibuka

Foto : Istimewa

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif (kiri) dalam konferensi pers terkait puluhan ribu kontainer yang tertahan di pelabuhan, Jakarta, Rabu (7/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka isi 26.415 kontainer yang tertahan dan kemudian diloloskan dari pelabuhan pada bulan Mei 2024. Langkah itu dinilai bisa memitigasi masalah yang dialami industri.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan Kemenkeu belum transparan terkait isi puluhan ribu kontainer itu, padahal Kemenperin membutuhkan informasi data tersebut secara detail untuk memitigasi dampak pelolosan 26 ribu kontainer tertahan tersebut pada industri.

Febri Hendri tegaskan sampai saat ini, Kemenperin belum bisa menyusun kebijakan atau langkah-langkah antisipatif pelolosan isi kontainer tersebut dari pelabuhan meski kinerja industri manufaktur dalam negeri telah turun pada bulan Juli 2024 berdasarkan IKI (Indeks Kepercayaan Industri) dan kontraksi berdasarkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur S&P Global.

Dijelaskannya, Menteri Perindustrian telah menerima surat balasan Menteri Keuangan yang disampaikan dan ditandatangani oleh Dirjen Bea dan Cukai. Surat dari Dirjen Bea dan Cukai tersebut diterima tanggal 2 Agustus 2024, dua pekan sejak surat tersebut ditandatangani, tanggal 17 Juli 2024.

"Sayangnya, data yang disampaikan pada surat tersebut tidak bisa kami gunakan untuk memitigasi dampak pelolosan puluhan ribu kontainer tersebut pada industri karena terlalu makro, tidak detail dan hanya sebagian. Kesannya ada data isi dari puluhan ribu kontainer tersebut yang disembunyikan," ucap Febri Hendri di Jakarta, Rabu (7/8).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top