Dikembangkan, Sensor Mikroskopis untuk Membaca Gerakan Tubuh
Foto: ISTIMEWAPara peneliti di School of Engineering, University of British Columbia (UBC) Okanagan, berhasil mengembangkan sebuah sensor berbiaya murah yang dapat ditenun ke dalam tekstil serta material komposit. Meski masih dalam tahap awal, sensor ini membuka jalan bagi teknologi pakaian pintar yang dapat memantau pergerakan manusia.
Profesor Teknik UBC, Mina Hoorfar mengatakan Sensor mikroskopis yang ditanam dalam kain ini mampu mengenali gerakan lokal melalui peregangan benang tenunan yang diperlakukan dengan graphene nanoplatelets dimana ia dapat membaca aktivitas tubuh.
"Sensor mikroskopis mengubah cara kita memonitor mesin dan manusia," kata Hoorfar. Hoofar sendiri merupakan ketua peneliti di Advanced Thermo-Fluidic Lab di kampus UBC Okanagan. "Teknologi merenggang dan menyusut dengan peningkatan akurasi merupakan masa depan yang sangat cerah di bidang ini," tambah Hoorfar
Menurut Hoofar, teknologi meregang menyusut ini menggunakan fenomena yang disebut piezo-resistivity - respons, elektromekanis dari suatu material ketika berada di bawah tekanan. Sensor kecil ini sudah menunjukkan program besar dalam mendeteksi gerakan manusia dan dapat digunakan untuk pemantauan detak jantung atau kontrol suhu.
Penelitian yang dilakukan dengan Material and Manufacturing Research Institute UBC Okanagan ini menunjukkan potensi sensor benang yang murah, sensitif, dan dapat diregangkan.
Sensor ini dapat ditenun menjadi bahan spandex dan kemudian dibungkus menjadi selubung silikon yang dapat diregangkan. Selubung ini melindungi lapisan konduktif terhadap kondisi yang keras dan memungkinkan terciptanya sensor yang dapat dipakai dan juga dapat dicuci.
Sementara itu ide pakaian pintar sendiri dimana kain dapat memberi tahu pengguna kapan harus menghindarasi tubuh atau kapan harus beristirahat, tapi Profesor UBC Abbas Milani mengatakan sensor ini juga memiliki kegunaan lain.
Sensor ini dapat memonitor deformasi pada kain komposit yang diperkuat dengan serat yang saat ini banyak digunakan dalam industri maju seperti otomotif, aerospace, dan manufaktur kelautan.
Milani yang juga merupakan direktur UBC Material and Manufacturing Research Institute juga mengatakan Sensor komposit berbiaya rendah ini dapat diregangkan serta menunjukkan sensitivitas tinggi dan dapat mendeteksi deformasi kecil seperti peregangan benang serta deformasi di luar bidang pada tempat yang tidak dapat diakses dalam laminasi komposit.
Pengujian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keakuratan sensor, maka dapat dicapai dengan menyelaraskan campuran material sensor, dan meningkatkan konduktivitas listrik dan sensitivitasnya.
Akhirnya, ini dapat membuat sensor mampu menangkap kekurangan utama seperti 'kerutan serat' selama pembuatan struktur komposit canggih seperti yang saat ini digunakan di pesawat terbang atau badan mobil.
nik/berbagai sumber/E-6
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final