Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dikembangkan, E-skin dan Perangkat Diagnostik Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teknologi di bidang terus dikembangkan untuk membantu penyembuhan dan perawatan tubuh manusia. Yang terbaru, Profesor Anthony Turner, Kepala Pusat Biosensor & Bioelektronika di Universitas Linköping, Swedia, telah mengembangkan instrumen seukuran kartu kredit yang dapat menganalisis sampel darah dan air liur.

Teknologi deteksi ini adalah langkah maju dalam pengobatan pribadi, memberikan pasien informasi secara real time tentang bagaimana tubuh mereka berfungsi dan menyarankan perawatan yang paling sesuai.

Sangat mudah digunakan. Pasien tinggal mengaktifkan dengan menekan sebuah tombol, kemudian mengaplikasikan sampel pasien ke lingkaran di sudut kanan bawah dan menunggu pembacaan digital ditampilkan dan bahkan dikirim ke ponsel Anda.

Seluruh instrumen dicetak pada kartu menggunakan teknik sablon. Ini bisa digunakan untuk memantau diabetes, penyakit ginjal dan penyakit jantung, atau untuk mendeteksi kanker. Menurut Turner, teknologi ini bisa mengubah paradigma 2500 tahun di atas kepalanya dan meletakkan kekuatan di tangan pasien.
"Kami berada di titik puncak era yang sama sekali baru - bukan hanya untuk bio-sensing, tetapi untuk pengukuran dalam perawatan kesehatan dan diagnostik secara umum," kata Profesor Turner.

"Sampai sekarang, kita terbiasa pergi ke dokter, dan kemudian menunggu untuk melihat apakah kami menjadi lebih baik. Sensor modern dan telekomunikasi menyeimbangkan kembali kekuatan ini; di masa depan, pasien dapat memiliki informasi, sementara dokter menyediakan layanan," tambah Turner.

Bio-sensor ini juga dapat mendeteksi dan menganalisis data untuk memberikan informasi pada pasien. Yakni mengenai detak jantung dan tekanan darah, gula darah dan kadar hormon mereka, dan bahkan menguji apakah mereka terinfeksi bakteri yang kebal antibiotik.

Instrumen yang dicetak adalah hasil dari kolaborasi antara Universitas Linköping dan TIK non-profit Acreo Swedia, dan tim sekarang mencari mitra perusahaan untuk bekerja dengan memproduksi secara massal. Diharapkan perangkat ini bisa lebih murah.

"Ketika saya mulai melakukan elektrokimia 30 tahun yang lalu, instrumen seperti ini seperti seukuran lemari besi," kata Profesor Turner. "Kami sekarang sudah tahu teknologi. Kami harus menggabungkan area elektronik cetak dan biosensor tercetak; ini pertama kalinya ada yang mencetak seluruh instrumen."

Ini berarti mereka memiliki potensi untuk menyediakan pasien dan dokter di negara berkembang dengan tes medis yang terjangkau. Misalnya, kartu yang dicetak dapat menjadi bagian dari kemasan antibiotik, membantu menentukan antibiotik mana yang terbaik untuk mengobati infeksi pasien.

Perangkat cetak semacam itu juga bisa dipakai seperti plester atau lensa kontak, mengirimkan informasi ke ponsel. Demikian pula, perangkat e-skin juga dirancang untuk dapat dipakai dan portabel, dan untuk mengirimkan data tentang bagaimana tubuh pasien berfungsi.

E-skin yang dapat dikenakan dan dapat mengukur denyut jantung serta tekanan darah, serupa mesin diagnostik kertas seukuran kartu kredit. Alat ini dapat memberikan pembacaan secara instan pada sampel darah dan air liur merupakan biosensor masa depan perawatan pasien di rumah masiang-masing.

Profesor Ting Zhang, dari Institut Nano-Tech dan Nano-Bionik di Suzhou, Akademi Ilmu Pengetahuan China, China, sedang menghadirkan jenis baru e-skin.

E-skin dikembangkan berdasarkan teknologi elektronik fleksibel dan nanoteknologi; karena kemampuannya yang unik untuk mendeteksi perubahan kecil dalam tekanan, e-skin dapat digunakan untuk memonitor tekanan darah, denyut jantung dan denyut nadi pergelangan tangan.

Profesor Zhang dan timnya telah mengembangkan dua aspek kunci dari teknologi tersebut yakni membuat elemen sensor lebih sensitif dan membuat material lebih fleksibel sehingga dapat membawa sistem diagnostik yang dapat dipakai selangkah lebih dekat.

Mereka telah menggunakan karbon nanotube dan lembaran graphene hanya beberapa atom yang tebal untuk membangun ultra-sensitif, transparan dan fleksibel e-skin.

"Kami sangat bersemangat untuk menghadirkan teknologi baru kami," kata Profesor Zhang. "Kami telah menunjukkan bahwa e-skin dapat digunakan untuk memantau banyak sinyal fisiologis manusia. Kami percaya bahan baru kami dapat memberikan diagnosis penyakit secara real-time dan memberikan penilaian kesehatan instan saat pasien yang memakainya." tambah Zhang. nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top