Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Digitalisasi untuk UMKM

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

oleh m sigid safarudin, skom, mm

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional dan sudah terbukti saat terjadi krisis ekonomi 1997-1998. Selain itu, UMKM berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 62,92 juta unit usaha (99,92 persen) dari total unit usaha di Indonesia merupakan UMKM. Mereka berkontribusi terhadap PDB mencapai 60 persen. UMKM juga menyerap tenaga kerja 116,73 juta (97,02 persen) dari total angkatan kerja.

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa teknologi dan ekonomi digital adalah keniscayaan di era digitalisasi. Pemerintah harus memastikan bahwa era digital dapat membawa manfaat bagi rakyat. Hal ini secara khusus bagi kalangan UMKM. Caranya, mempermudah akses terhadap teknologi dan ekonomi digital.

Sayang, masih banyak UMKM belum memanfaatkan perangkat digital untuk menunjang ataupun mengembangkan bisnis. Padahal dengan digitalisasi, UMKM dapat men-scale-up usahanya. Keterlibatan UMKM secara digital diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2 persen.

Bahkan, diprediksi bisa memiliki pertumbuhan pendapatan antara 23-80 persen jika mahir dalam memanfatkan teknologi digital. Memang perlu diakui bersama bahwa ada sejumlah kendala umum dalam digitalisasi UMKM yang perlu dicermati.

Di antaranya, keterbatasan pengetahuan tentang teknologi informasi (TI). Berdasarkan survei Deloitte tahun 2015 terhadap 400 UMKM Indonesia, menunjukkan bahwa 36 persen masih offline atau belum terdigitalisasi. Sementara itu, 37 persen lainnya hanya memiliki kemampuan online yang sangat mendasar seperti komputer atau akses broadband.

Hanya 18 persen yang memiliki kemampuan online menengah (menggunakan web atau medsos) dan kurang dari 9 persen bisnis online lanjutan dengan kemampuan e-commerce.

Mirisnya lagi, data McKinsey Global Institute malah menunjukkan, hanya 5 persen UMKM yang sudah mampu bertransaksi online. Sedangkan tahun 2019 seperti yang disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ketika berbicara tentang revolusi industri 4.0, baru 5 persen UMKM sudah go digital sampai akhir tahun lalu.

Kemudian, pelatihan TI tidak terstruktur dan berkelanjutan. UMKM terus mengalami peningkatan sebesar 2 persen setiap tahun dari 61.651.177 berkembang menjadi 62.992.617 (data perkembangan UMKM dan Usaha Besar periode 2016-2017). Lantas, apakah pemerintah mampu mengadakan pelatihan TI untuk seluruh UMKM tersebut?

UMKM digerakkan dengan motif utama profitabilitas dan penjualan stabil dalam jangka panjang. Saat membuka dan menjalankan UMKM tentunya membuat target secepatnya mendapat penjualan dan menguntungkan. Kesibukan inilah yang menyebabkan UMKM sulit mendapat informasi.

Tertinggal

Menyedihkan ketika dalam berbagai penelitian menunjukkan, UMKM jauh tertinggal dari negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dalam pengaksesan dan pemanfaatan internet. Platform teknologi yang kurang tepat pada portal informasi bagi UMKM ditengarai menjadi penyebab tidak tersampaikannya informasi yang tepat sasaran untuk UMKM.

Hal ini ditambah lagi dengan kemampuan literasi digital yang masih sangat kurang menjadi penghambat akses UMKM terhadap informasi digital. Jangankan untuk mengaksesnya, menggunakan dan mencari informasi di dunia maya saja masih mengalami kesulitan. Ditambah lagi, kehadiran pemerintah dalam mengembangkan UMKM menghadapi banyak keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia.

Layanan UMKM naik kelas yang dapat diakses melalui situs umkmnaikkelas.com merupakan contoh portal kolaborasi antarswasta dalam mengembangkan UMKM yang sarat layanan dan informasi. Sedangkan UKMC FEB UI di ukmcenter.org merupakan portal informasi UMKM yang dikembangkan institusi pendidikan.

Pemerintahan umumnya membangun portal informasi UMKM di bawah naungan Dinas Koperasi & Usaha Kecil. Sifatnya sebagai direktori. Pada umumnya portal-portal ini sangat responsif dan dapat dibaca dengan baik melalui smartphone.

Akan tetapi, dari semua portal tersebut masih perlu ditambahkan versi portal informasi berbasis Apps baik IOS ataupun Android bagi UMKM yang memiliki mobilitas tinggi. Kolaborasi merupakan kunci membangun portal informasi bagi UMKM. Mereka perlu bersinergi dengan semua stake holders baik swasta (pelaku industri, UMKM, komunitas dll) maupun institusi pendidikan.

Salah satu solusi sederhana dan logis dengan melibatkan dosen-dosen dalam penelitian. Mereka bisa menjadi mentor dalam pelatihan untuk UMKM. Mahasiswa juga dapat dilibatkan, khususnya dalam pendataan, survei, tugas akhir atau skripsi. Mereka diarahkan ke tema-tema yang berkaitan dengan pembuatan dan pemanfaatan TI.

Terakhir, pemerintah sebagai legalisator dan fasilitator. Dengan begitu, diharapkan banyak UMKM yang mendapat nilai tambah dari digitalisasi untuk menjadikan mereka go digital dan naik kelas. Penulis Dosen Tetap Universitas Batam

Komentar

Komentar
()

Top