Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi 5G

Dibutuhkan Kesiapan Ekosistem yang Terintegrasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Inovasi teknologi diprediksi semakin cepat dan mulai memasuki teknologi 5G. Hal ini menuntut kesiapan ekosistem untuk infrastruktur sumber daya manusia sekaligus pemahaman masyarakat mengenai manfaat teknologi 5G di masa mendatang.

Teknologi 5G akan menjadi hal besar selanjutnya dalam kehidupan manusia. Teknologi ini merupakan kelanjutan dari teknologi nirkabel yang diharapkan mampu menghadirkan kecanggihan baru di era mendatang.

Diprediksi tenaga layanan berbasisvirtual reality(VR), kota pintar atausmart city, hingga robot menjadi teknologi popular yang disokong kekuatan jaringan 5G.

Dalam acara Selular Congress (SC) 2018 'Exploring The Future of Mobile' mengungkap 5G, merupakan pintu gerbang menuju era baru super canggih, yang bahkan tidak lagi memfasilitasi interaksi antara manusia dan teknologi, tapi juga robot dengan robot.

Yessie D Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata menyebutkan Jarvis Iron Man akan semakin nyata kehadirannya. "Ini berdampak besar pada perkembangan gadget, dan kehadiran provider AI juga sangat penting. Karena di sana akan semakin sedikit peran manusia dalam pemeliharaan jaringan 5G. Jaringan ini akan siap pada 2020, kita harus bekerjasama dengan pemerintah untuk 5G," terang Yessie dalam acara SC 2018, pekan lalu, di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Selain berdampak pada gaya hidup masyarakat di era supercanggih itu, jaringan selular berkecepatan tinggi juga telah menjadi kunci utama transformasi digital secara menyeluruh, karena sejauh ini melalui jaringan 4G solusi-solusi cerdas melalui berbagai perangkat mobile telah membuktikan efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis.

Yessie melanjutkan jaringan telekomunikasi terus berkembang hingga saat ini sesuai perkembangan teknologi. Diawali dari 2G, 3G, 4G hingga 5G. Teknologi 2G sendiri diadaptasi sejak akhir 90 an. Terus berlanjut hingga jaringan 4G sampai saat ini. Bahkan jaringan 5G akan segera dirampungkan pada 2020.

Tak dapat dipungkiri, jaringan yang paling mumpuni sejauh ini memicu populasi smartphone lebih banyak lagi. Hal ini pada akhirnya mendorong tumbuhnya ekosistem digital lebih lengkap karena hadirnya beragam aplikasi dan content yang semakin diminati masyarakat, baik hiburan,e-commerce, kesehatan, bisnis, game, pendidikan, dan lainnya.

Sejumlah negara sudah mengadopsi 5G, dan jaringan ini digadang-gadang dapat membangun ekosistem lebih maksimal seperti logistik, agrikultur, pariwisata, transportasi dan lain sebagainya.

Kemudian dibandingkan jaringan 4G, 5G memiliki keunggulan dari segi teknologi. Benefit yang dihasilkan 5G pun lebih banyak dari sisi provider itu sendiri, pemerintah, para mitra dan para penggunanya.

Indra Mardiatna, VP Technology & System Telkomsel yang juga hadir sebagai pembicara dalam ajang SC 2018 menjelaskan 4G sudah efisien, namun 5G lebih efisien lagi. "Dari konsumsi daya baterai, 5G lebih hemat. 5G hanya mengonsumsi sedikit daya baterai dibandingkan 4G," ucap Indra.

Hal senada juga diungkap Yessie. "Dari segi biaya, 5G lebih efisien. Baik untuk provider itu sendiri maupun dari pengguna," sambungnya.

Kompleksitas Penerapan

Di kesempatan yang sama, Country Managing Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong menjelaskan, teknologi 5G akan terus berkembang dengan pendapatan yang diprediksi menjadi 12 triliun dolar AS pada 2035.

Kendati demikian banyak kompleksitas penerapannya di Indonesia. Salah satunya karena teknologi jaringanwirelessbaru ini membutuhkanlatencyataudelayyang rendah, sehingga dibutuhkan kesiapan yang lebih tinggi, terutama dari sisi kualitas jaringan.

Shannedy Ong menjelaskan Indonesia siap menerapkan teknologi 5G, ini terbukti dari uji coba yang sudah dilakukan para operator lokal. Apalagi teknologi 5G ini bersifatcomplementarydari 4G, sebab teknologi ini melengkapi teknologi yang sudah ada.

Itu sebabnya keberadaan teknologi ini dibutuhkan untuk banyak sektor dan berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru di masa depan.

Untuk mengadopsi teknologi 5G Qualcomm telah bekerja sama dengan vendor untuk tes di global. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan ekosistem terbentuk. "Kita menghadirkan modem 5G, menghadirkan device untuk membantu operator dalam mengadopsi 5G. Kita optimal untuk 4G dan 5G, kita punya banyak platform 4G dan 5G untuk membantu partner dan pelanggan. Kita banyak bekerja sama dengan ekosistem untuk 5G," tandas Shannedy.

Melalui Coworking Space

Mengusung model hybrid coworking space, VROffices ingin berkontribusi mengembangkan bisnis startup hingga menjadi perusahaan unicorn Indonesia di masa depan. Founder VROffices, Kunal Singala saat peluncuran hybrid coworking space VROffices menjelaskan, sebelum mendirikan VROffices dirinya telah melakukan riset secara intensif selama dua tahun agar lebih dalam memahami seluruh aspek ekosistem startup khusus untuk Indonesia.

"Seperti yang sudah kita tahu coworking space tempatnya orang kerja, tapi orang Indonesia itu tidak bisa kerja dengan suasana yang ramai atau berisik, mereka butuh yang lebih privat agar dapat konsentrasi. Beda dengan orang Eropa, mereka duduk berhadapan untuk bekerja bisa. Dan coworking space yang ada di Indoneisa rata-rata menduplikasi dari Eropa sehingga menurut kita tidak ramah untuk pekerja kreatif kita," tuturnya kepadaKoran Jakarta,belum lama ini.

Input dari riset panjang tersebut, Kunal menciptakan layanan berbeda yaitu menghadirkan private office, coworking, virtual office, dan pembuatan PT atau PMA. Tersedia pilihan office untuk perusahaan, startup, jasa, UKM, hingga freelancer dan profesional dengan rentang harga mulai Rp 2,5 juta-Rp 4 juta setiap bulan per orang.

Kemudian hybrid coworking space ini juga dilengkapi dengan analytic tools berupa business productivity measurement metricsmenggunakanmachine learningini dihadirkan guna memperbaiki produktivitas kerja tim yang berada di Hybrid Coworking Space berdasarkan data terukur. "Kami akan membantu klien kami semaksimal mungkin, intinya ambisi kami adalah mencetak the next unicorn akan lahir dari workspace kami," ujar Kunal.

Ruang coworking space ini juga dirancang dengan ruang-ruang privat yang diposisikan sebagai ruang kantor para pekerja, mereka juga dapat meletakan logo atau nama startup mereka di ruang-ruang tersebut sehingga menurut Kunal dapat meningkatkan kepercayaan diri dari para pekerja kreatif ini.

Selain itu di desain pula kegiatan untuktransfer knowledgedalam VROffices agar dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan bisnis. Mulai dari membantu pengguna melengkapi investment desk, menghubungkan dengan venture capital, validasi bisnis model dan belajar melalui founders club, hingga business consulting yang siap sedia kapanpun dibutuhkan.

Pada 15 April 2018, VROffices pertama yang berlokasi di TCC Batavia lantai 6, Jakarta Pusat resmi diluncurkan. "Kami akan menghadirkan kembali VROffices kedua, targetnya enam bulan lagi dengan luas 2.000 meter persegi di Jakarta Selatan. Hybrid Coworking Space adalah ruang kerja masa depan bagi bisnis yang ingin berkembang dan menaklukkan pasar," pungkasnya.

ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top