Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

Dibuang AS, Huawei Bangun Jaringan 5G di Russia

Foto : FRED DUFOUR/AFP

PRODUK 5G HUAWEI - pegawai menjaga stan Huawei saat konferensi pers peluncuran produk 5G terbaru di Huawei Beijing Excecutive Briefing Centre, Beijing, pada Januari lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Ibarat ungkapan 'kalau sudah rezeki, keuntungan takkan ke mana-mana' barangkali begitulah yang dirasakan perusahaan teknologi Tiongkok, Huawei. Meski ditendang Amerika Serikat (AS), Huawei akhirnya mencapai kesepakatan dengan MTS, sebuah operator Russia untuk membangun jaringan nirkabel 5G di Russia. Perjanjian tersebut ditandatangani, Kamis (5/6), di Moskwa.

Pencapaian kesepakatan tersebut terjadi usai pertemuan bilateral antara Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Presiden Russia, Vladimir Putin. MTS merupakan operator utama mobile phones di Russia. Perjanjian tersebut boleh dikatakan sebagai 'pertemuan' dua perusahaan besar antara Huawei dan MTS. Sebagaimana banyak diberitakan, pada Mei lalu, Presiden AS, Donald Trump, telah memblokir Huawei dari berbagai kesepakatan pemerintah.

Langkah Trump tersebut tentu saja lalu menimbulkan kegoncangan berbagai perusahaan AS yang sebelumnya berencana menjalin kerja sama dengan Huawei. Mereka lalu menangguhkan pembicaraan lebih lanjut dengan perusahaan teknologi besar asal Tiongkok tersebut. Istilah 5G atau Fifth Generation digunakan untuk menyebut generasi kelima fase perkembangan telekomunikasi seluler setelah 4G.

Perusahaan Verizon di AS telah mengaktifkan teknologi 5G. Namun, teknologi 5G secara resmi baru akan dioperasikan pada 2020. Dalam teknologi ini, data akan dikirimkan melalui gelombang radio yang terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda-beda. Setiap frekuensi disiapkan untuk tipe komunikasi yang berbeda seperti aeronautical (sinyal navigasi kelautan), siaran televisi, dan mobile data.

Kecepatan jaringan 5G diklaim mencapai 300 Mbps, tergantung lokasi. Trump telah mengingatkan sekutu-sekutunya terhadap peralatan Huawei yang dapat difungsikan sebagai alat mata-mata keamanan. AS terus berkampanye untuk membatasi ruang gerak Huawei.

Langkah AS ini muncul setelah perusahaan barat melihat implikasi keamanan nasional atas keberadaan jaringan 5G yang menjanjikan 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G sekarang. Washington terus mengingatkan para sekutunya bahwa peralatan teknologi Huawei diyakini dapat digunakan Beijing untuk berfungsi sebagai mata-mata. Tentu tuduhan ini dibantah Huawei.

Sementara itu, kemarin, Facebook mengumumkan tak lagi membolehkan prainstal di apps-nya pada seluler Huawei. Ini lanjutan 'perang' dengan Huawei yang berjuang untuk tetap menjaga bisnisnya menghadapi larangan AS belanja berbagai perangkat."Pelanggan yang telah membeli Huawei tetap masih akan dapat menggunakan apps dan menerima update," kata seorang pejabat Facebook. Namun, pelanggan baru tak akan lagi mampu mengakses Facebook, WhatsApp dan Instagram.

Sementara itu, pemerintah dan perusahaan-perusahaan Indonesia masih menunggu perkembangan. Mereka belum mengambil keputusan untuk menjalin kerja sama dengan Huawei, walaupun perusahaan Tiongkok tersebut pernah menjajagi pengembangan jaringan 5G di Indonesia beberapa waktu lalu.

wid/SB/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top