Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I AS Peringatkan Perang Berkepanjangan di Ukraina

Dialog Damai Putaran ke-3 Gagal

Foto : AFP/BELTA/Maxim GUCHEK

Dialog Putaran ke-3 l Delegasi Ukraina (kiri) saat berdialog dengan delegasi Russia di wilayah Brest, Belarus, pada Senin (7/3). Dialog damai bagi mengakhiri konflik bersenjata antara Russia dan Ukraina untuk putaran ke-3 ini kembali gagal karena tak mencapai hasil yang signifikan. 

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Delegasi Russia dan Ukraina kembali gagal mencapai hasil signifikan dalam dialog damai putaran ketiga di Belarus yang berlangsung pada Senin (7/3). Dialog ini merupakan upaya kedua negara dalam mengakhiri konflik bersenjata yang terjadi sejak akhir bulan lalu.

"Harapan tidak tercapai," kata ajudan kepresidenan Russia, Vladimir Medinsky, yang juga bertindak sebagai kepala delegasi Moskwa.

Medinsky mengatakan kedua pihak akan melanjutkan pembicaraan dalam waktu dekat. "Diskusi berlanjut dalam membahas aspek politik dan militer. Namun, kondisinya masih relatif sulit," imbuh dia.

Meski gagal mencapai hasil signifikan, delegasi Ukraina mengatakan ada langkah positif kecil yang dihasilkan dari pembicaraan tersebut untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke kota-kota di Ukraina.

"Dengan pandangan politik, yang termasuk gencatan senjata dan mengakhiri permusuhan secara umum, pembicaraan intensif terus berlanjut," ujar delegasi Ukraina, Mykhailo Podolyak, usai pertemuan.

Sebelumnya, pada dialog damai putaran kedua pada Kamis (3/3), delegasi Russia dan Ukraina sepakat untuk membuka koridor kemanusiaan di kota-kota yang tengah bertempur agar warga sipil di sana bisa dievakuasi. Namun, rencana itu gagal terwujud.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh pasukan Russia menghalangi evakuasi warga sipil. Zelenskyy pun menolak meninggalkan Ibu Kota Ukraina, Kyiv, dengan mengatakan bahwa dirinya tidak takut saat pertempuran berkecamuk.

Laporan PBB

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan agar dibukanya koridor kemanusiaan agar pasokan logistik secara aman dapat dikirim ke warga Ukraina. Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan dunia harus siap untuk jalan yang sangat panjang dan sangat sulit di depan di Ukraina.

Komisaris tinggi PBB untuk pengungsi, Filippo Grandi, pada Selasa (8/3) mengatakan 2 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari.

"Hari ini arus keluar pengungsi dari Ukraina mencapai dua juta orang," cuit Grandi diTwitter.

Peningkatan arus pengungsi terjadi karena terjadinya gencatan senjata sementara antara pasukan Russia dan Ukraina diumumkan pada Selasa untuk mengevakuasi warga sipil dari lima kota besar di Ukraina, termasuk dari Ibu Kota Kyiv.

"Evakuasi telah dimulai di Sumy, dekat perbatasan Russia dan 350 kilometer (218 mil) timur Kyiv," kata kepala sementara wilayah Poltava, Dmitry Lunin, pada Selasa pagi.

Pada Senin (7/3), Ukraina menolak tawaran Russia bagi membuka banyak koridor kemanusiaan karena koridor itu mengarahkan evakuasi warga Ukraina ke Russia atau Belarus.

Pada bagian lain Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada Senin mengumumkan setidaknya 406 warga sipil telah tewas dan 801 lainnya terluka di Ukraina sejak Russia melancarkan perang terhadap tetangganya.

"Di antara 406 yang tewas, 27 adalah anak-anak," menurut PBB.

OHCHR mengatakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi karena kondisi di lapangan membuat mereka sulit untuk memverifikasi korban sipil. AFP/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top