Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Israel-Palestina I Indonesia Minta DK PBB Menindak Semua Pelaku Kekerasan

Dewan HAM PBB akan Gelar Sidang

Foto : AFP/HECTOR RETAMAL

Serukan Dukungan l Misi Pengamat Tetap Negara Palestina, Riyad H Mansour (tengah), saat konferensi pers usai menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (15/5). Mansour mendesak agar negara-negara dunia mendukung dilaksanakan sidang khusus yang membahas peningkatan kekerasan di wilayah Palestina oleh pasukan Israel.

A   A   A   Pengaturan Font

Menyikapi banyaknya jatuh korban jiwa di Gaza, Dewan HAM PBB akan menggelar sesi sidang khusus pada Jumat esok untuk membahas peningkatan kekerasan di wilayah Palestina.

JENEWA - Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar sidang khusus pada Jumat (18/5) untuk membahas situasi makin memburuknya pelanggaran HAM di wilayah Palestina setelah pasukan Israel membunuh 60 warga Palestina.

"Sesi idang khusus ini akan digelar atas permintaan dari Palestina, Uni Emirat Arab (UEA) yang mewakili Dewan HAM negara-negara Arab, serta dari 26 negara lainnya," demikian pernyataan juru bicara Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Selasa (15/5). "Sidang sesi khusus ini akan membahas situasi HAM yang memburuk di wilayah pendudukan di Palestina, termasuk di Yerusalem timur," imbuh jubir itu.

Sesi sidang khusus bisa digelar dengan syarat sepertiga dari total 47 anggota Dewan HAM PBB, mengajukan permintaan. Adapun negara-negara yang sudah mendukung digelarnya sidang khusus adalah Angola, Burundi, Kuba, Ekuador, Mesir, Irak, Kyrgyzstan, Nigeria, Pakistan, Panama, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Afrika Selatan, Tunisia, UEA, dan Venezuela.

Dukungan untuk terselenggaranya sesi sidang khusus juga dilontarkan negera-negara pengamat seperti Bahrain, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Kuwait, Maladewa, Oman, Tajikistan, dan Turki

Pernyataan Dewan HAM PBB itu keluar setelah Israel menuai kecaman dan tekanan internasional yang meminta agar dilakukannya penyelidikan secara independen atas tewasnya 60 warga Palestina, dalam aksi demonstrasi di perbatasan Gaza pada Selasa untuk memperingati hari Nakba, serta pada Senin (14/5) saat pembukaan kantor Kedubes AS di Yerusalem yang dipindahkan dari Tel Aviv.

Paus Khawatir

Pada saat bersamaan, pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, pada Rabu menyampaikan kekhawatiran atas terjadinya peningkatan kekerasan di Timur Tengah.

"Saya amat khawatir atas peningkatan ketegangan di Tanah Suci dan Timur Tengah, serta khawatir atas terus terjadinya kekerasan yang telah menjauhkan kita pada perdamaian, dialog, dan negosiasi," kata Paus dalam pidato mingguannya di Vatikan. "Saya juga amat berduka atas adanya korban jiwa dan luka," imbuh pemimpin Gereja Katolik Roma itu.

Dalam beberapa kesempatan, Paus Fransiskus telah menyampaikan dukungannya atas solusi dua-negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. Paus juga mengkritik putusan Presiden AS, Donald Trump, yang mengakui klaim Israel terhadap Yerusalem sebagai ibu kota negara itu.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri RI, lewat laman resminya pada Selasa juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras pembunuhan yang dilakukan pasukan Israel terhadap demonstran Palestina.

"Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat terluka dan menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban sipil termasuk anak-anak Palestina yang sedang berdemo di perbatasan antara Gaza-Israel," demikian pernyataan Kemlu RI.

Disampaikan pula bahwa Indonesia mengecam keras aksi kekerasan yang berlebihan dan penembakan yang dilakukan tentara Israel kepada warga sipil Palestina. Indonesia pun meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera bersidang untuk mengambil langkah dan melakukan investigasi internasional secara independen, agar semua pelaku bertanggung jawab atas tindakan kekerasan terhadap warga Palestina tersebut.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top