Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Japan Travel Fair 2019

Destinasi Alternatif Pelancong Mancanegara

Foto : dok. Japan Travel Fair 2019
A   A   A   Pengaturan Font

Jepang merupakan salah satu tujuan wisata favorit yang dikenal dengan berbagai pesona keindahannya, serta dapat menarik wisatawan untuk datang dan menghabiskan waktu di sana. Tidak terkecuali wisatawan Indonesia yang mengalami peningkatan cukup signifikan.

Selama 2018 tercatat wisatawan Indonesia yang ke Jepang meningkat 12,7 persen menjadi 400 ribu wisatawan. Meningkatnya minat kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang merupakan hasil dari promosi aktif yang dilakukan otoritas pariwisata Jepang, didukung agen perjalanan dan maskapai penerbangan yang menawarkan paket wisata dan tiket pesawat dengan harga terjangkau.Belum lagi adanya fasilitas bebas visa dengan e-passport membuat wisatawan Indonesia semakin tertarik datang dan mengeksplorasi keindahan serta keunikan budaya Jepang. Dalam upayanya untuk mempromosikan wisata ke Jepang dan menarik lebih banyak wisatawan, Japan National Tourism Organization (JNTO) Jakarta kembali menyelenggarakan ajang Japan Travel Fair yang ke-11 kalinya, pekan lalu.

Izumi Amano, Executive Director JNTO Jakarta menuturkan bahwa Jepang menawarkan beragam destinasi seperti kuil, pantai, pegunungan, bunga sakura, museum, area ski dan lainnya. Karena keberagaman tersebut, ia ingin agar wisatawan dapat merasakansemua keindahan destinasi wisata yang ditawarkan Negeri Matahari Terbit itu.

Namun, wisatawan masih hanya mengenal sebatas daerah-daerah tertentu yang memang sudah populer, seperti Tokyo, Osaka dan Kyoto. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini ia ingin mengenalkan wisata alternatif lainnya yang dapat dikunjungi dan eksplorasi.

"Masing-masing tujuan wisata memiliki karakteristik yang unik. Jika selama ini wisatawan sudah lebih dahulu mengenal Tokyo, Kyoto, Osaka, maka pada ajang Japan Travel Fair 2019 ini kami menawarkan dan mempromosikan destinasi lain yang tidak kalah menarik," ujar Izumi.

Adapun destinasi alternatif tersebut, mulai daerah Chugoku mencakupi prefektur Hiroshima, Okayama, Shimane, Tottori dan Yamaguchi, daerah Chubu seperti prefektur Aichi, Fukui, Gifu, Ishikawa, Mie, Nagano, Niigata, Shizuoka, Toyama dan Yamanashi, Hokaido dan daerah Kyushu yaitu prefektur Fukuoka.

"Empat wisata ini kandidat baik dan cocok yang dapat dikunjungi orang Indonesia, selain Tokyo, Osaka dan Kyoto. Semisalnya Hokaido, Sapporo ibukotanya, sangat terbuka dan ramah untuk turis muslim, begitu juga Chugoku, ada Okayama yang sangat gencar mempromosikan ramah turis muslim," lanjut Izumi.

Ia mengatakan setiap tahunnya jumlah wisatawan yang pergi ke Jepang selalu bertambah dan yang paling dicari adalah makanan dan tempat-tempat cantik yang terdapat bunga sakura atau salju.gma/R-1

Ramah untuk Turis Muslim

Okayama, menjadi salah satu daerah yang cukup gencar mempromosikan daerah wisata ramah turis muslim. Terletak di Jepang Barat, Okayama mudah dijangkau dari Tokyo dan Osaka dengan berbagai macam transportasi umum, seperti pesawat, Shinkansen, JR train, bis ataupun mobil.

Daerah ini terkenal dengan buah persiknya yang berwarna putih, berbeda dengan persik daerah lain yang berwarna kuning. Itu karena buah persik di Okayama ditanam dan setiap buah selalu dilindungi kertas sehingga tidak terpapar sinar matahari secara berlebihan. Inilah yang menyebabkan warna buah persik tersebut putih dan memiliki rasa yang sangat manis.

Logo persik pun digunakan untuk memudahkan wisatawan muslim yang mengunjungi Okayama, Maniwa dan Kibichuo. Kegunaannya untuk memberikan informasi mengenai makanan dan minuman yang tidak mengandung daging babi dan alkohol. Selain itu, Okayama juga menjadi asal mula cerita legenda Jepang yaitu Momotaro, bocah yang dilahirkan dari buah persik.

Satoko Otsuki, Tourism Division Okayama Visitors and Convention Association, memberikan rekomendasi untuk mengunjungi Kastil Okayama dan Taman Okayama Korakuen jika mengunjungi prefektur tersebut. Kastil tersebut menjadi salah satu wisata populer di mana bisa belajar mengenai sejarah Okayama. Sementara Taman Okayama Korakuen termasuk salah satu dari tiga taman tradisional di Jepang dan mendapatkan bintang tiga dari Michelin Green Guide.

"Jika mengunjungi Korakuen, wisatawan dapat mengenakan kimono tradisional gratis, serta mengikuti upacara minum teh sambil menikmati keindahan Korakuen dan Kastil Okayama," kata Satoko.

Daya tarik lainnya adalah bunga di Okayama yang hampir sepanjang tahun dapat dinikmati wisatawan. Ada bunga sakura pada April, peony dan azalea pada Mei, hydrangea pada Juni, bunga matahari pada Juli, serta bunga cosmos pada bula Oktober dan ditutup daun musim gugur berwarna kuning, jingga dan merah mewarnai jalanan Okayama, sehingga sepanjang tahun menjadi waktu terbaik untuk mengunjungi Kota Momotaro ini. gma/R-1

Tembok Salju Kekinian

Salah satu wisata yang unik di Jepang namun masih belum begitu populer adalah mengunjungi tembok salju Yuki no Otani di Murodo. Di rute pegunungan Tateyama, pengunjung dapat mencoba menaiki bis melintasi tembok salju setinggi 19 meter dan bisa berfoto-foto di sana. Tembok salju tersebut disebut pula dengan nama Alpine Route dan hanya dapat dikunjungi pada April hingga Oktober dengan suhu rata-rata sekitar 1 derajat Celcius. Berbeda dengan daerah lainnya yang menjadikan musim dingin sebagai daya tarik untuk menikmati salju, Murodo justru menawarkan atraksi salju di musim semi hingga musim gugur. Di musim dingin, salju cenderung turun sehingga rute untuk menuju tembok salju Alpine route biasanya ditutup karena dapat membahayakan pengunjung.

Ketika mengunjungi daerah ini, wisatawan dapat merasakan beragam jenis transportasi mulai dari kereta listrik, kereta gantung, bis, bis listrik dan lainnya karena rute pegunungannya. Biasanya perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 4,5 sampai 5 jam.

Tidak hanya atraksi tembok salju saja, terdapat pula Bendungan Kurobe yang merupakan bendungan terbesar di Jepang. Memiliki panjang 492 meter dan berisi lebih 1,5 juta meter kubik beton, setiap detiknya 10 meter kubik air melewati empat generator yang menghasilkan 1 miliar KWh listrik per tahun.

Menuju rute pegunungan Alpine Tateyama-Kurobe, ada banyak cara. Bila dari Tokyo, bisa menggunakan kereta cepat Shinkansen menuju stasiun Toyama dengan waktu perjalanan dua jam. Tapi, jika dari Shinjuku menggunakan kereta JR selama empat jam sampai tiba di Shinano Omachi. Jika memilih menggunakan pesawat, terdapat bandara di Toyama sehingga mempercepat waktu perjalanan.

Namun kalau ingin menggunakan bis, dapat memilih dua pemberhentian di Tateyama, Toyama atau Ogizawa, Nagano sebelum memulai memulai perjalanan mengeksplorasi Jepang Tengah. Namun, Aprianti, Media Planning and Production Division, mengatakan bahwa yang terbaik adalah menggunakan moda transportasi kereta.

"Kereta paling nyaman karena sangat tepat waktu di sana, tetapi ada juga beberapa daerah yang kurang sehingga harus menaiki bis," katanya.gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top