Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Desa di Spanyol Perangi Depopulasi dengan Jadi Pusat Sastra

Foto : BangkokPost/The New York Times/Samuel Aranda

Bisnis Toko Buku l Sepasang remaja membeli buku bekas di Toko Paramo milik Víctor Lopez-Bachiller yang ada di Desa Uruena, Spanyol, beberapa waktu lalu. Berkat subsidi dari pemerintah provinsi yang bertujuan untuk memerangi depopulasi, bisnis toko-toko buku di Desa Uruena ini bisa bertahan hingga saat ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Berdiri di sebuah puncak bukit di barat laut Spanyol, Desa Uruena menghadap ke lanskap ladang bunga matahari dan jelai yang luas dan berangin, serta kilang anggur yang terkenal. Dinding beberapa toko dibuat menempel ke benteng desa yang dibangun pada abad ke-12.

Terlepas dari keindahannya yang masih lestari, Uruena, seperti banyak desa di Spanyol lainnya, telah berjuang selama beberapa dekade terakhir untuk memerangi depopulasi karena warganya yang menua dan terus menyusut karena urbanisasi.

Akibatnya di Desa Uruena tidak ada tukang daging dan tukang roti karena mereka telah pensiun dari pekerjaannya beberapa bulan terakhir. Karena minimnya penduduk, sekolah setempat pun pada tahun ajaran ini hanya memiliki sembilan siswa saja.

Tetapi selama sekitar satu dekade terakhir, satu bisnis telah berkembang pesat di Uruena yaitu bisnis buku. Di desa ini terdapat 11 toko yang menjual buku, termasuk sembilan toko buku khusus.

"Saya lahir di sebuah desa yang tidak memiliki toko buku dan di mana orang-orang pasti lebih peduli tentang pertanian dan peternakan mereka daripada mengurusi soal buku," kata Francisco Rodriguez, seorang pejabat desa di Uruena yang kini berusia 53 tahun. "Perubahan ini memang sedikit aneh, namun merupakan kebanggaan tersendiri bagi sebuah tempat kecil yang pernah menjadi pusat budaya dan kini juga tentunya membuat kita berbeda dan istimewa dibandingkan dengan desa-desa lain di sekitar kita," imbuh dia.

Upaya untuk mengubah Uruena menjadi pusat sastra dimulai pada 2007 ketika pemerintah provinsi menginvestasikan sekitar 3 juta euro untuk membantu memulihkan dan mengubah bangunan desa menjadi toko buku dan untuk membangun pusat pameran dan konferensi.

Pemerintah provinsi pun menawarkan biaya sewa simbolis sebesar 10 euro per bulan kepada orang-orang yang tertarik untuk menjalankan toko buku. Rencananya adalah untuk menjaga Uruena tetap hidup dengan wisata buku seperti pusat sastra pedesaan lainnya di seluruh Eropa terutama Montmorillon di Prancis dan Hay-on-Wye di Inggris.

Spanyol sendiri merupakan salah satu pasar penerbitan buku terbesar di Eropa yang memiliki jaringan sekitar 3.000 toko buku independen, belum termasuk toko alat tulis dan tempat lain yang menjual buku.

"Sekitar 40 persen toko buku memiliki pendapatan tahunan kurang dari 90.000 euro, yang berarti bisnis ini sedang lesu," ucap Alvaro Manso, juru bicara Cegal, sebuah asosiasi yang mewakili toko buku independen di Spanyol. "Trennya adalah memiliki toko berukuran besar itu penting dan lebih banyak toko buku yang sangat kecil akan raib seperti yang terjadi dinegara-negara lain," imbuh dia.

Untuk membantu usaha kecil bersaing, Kementerian Kebudayaan Spanyol bulan ini mengalokasikan 9 juta euro dalam bentuk subsidi untuk sektor buku guna memodernisasi dan digitalisasi.

"Kelangsungan hidup jaringan toko buku nasional yang besar di Spanyol, di mana tingkat pembaca tidak terlalu tinggi, adalah salah satu paradoks besar negara ini, tetapi saya pikir kita hidup dalam semacam 'gelembung' buku," kata Victor Lopez-Bachiller, 47 tahun, yang memiliki toko buku di Uruena.

Karena sewanya rendah, kata Lopez-Bachiller, dia bisa tetap bertahan secara finansial dengan menjual berbagai buku bekas, mulai dari buku klasik berbahasa Spanyol karya novelis Pedro Paramo hingga komik seperti Tintin.

Lopez-Bachiller sendiri adalah warga Desa Uruena yang kini memiliki populasi sekitar 100 penduduk tetap yang kebanyakan dari mereka adalah pensiunan.

Tantangan Kelangsungan Hidup

Sementara itu Tamara Crespo, seorang jurnalis, dan suaminya, Fidel Raso, seorang fotografer, membeli sebuah rumah di Uruena pada 2001, sebelum ada upaya pemerintah provinsi untuk mengubah daerah itu menjadi pusat sastra. Mereka juga menjalankan toko buku di sana sekarang.

"Saya merasa bahwa berada di sini bukan hanya tentang keinginan untuk memiliki toko buku yang bebas sewa, tetapi juga merangkul cara hidup tertentu dan membangun komunitas," kata tutur Crespo, yang tokonya berfokus pada buku tentang foto jurnalistik.

Crespo juga mencatat bahwa populasi desa terus mengalami sedikit penurunan selama dua dekade terakhir, bahkan ketika Uruena berubah menjadi magnet bagi pecinta buku.

Menurut prediksi pejabat desa Rodriguez, krisis demografi di pedesaan Spanyol yang saat ini dikenal sebagai fenomenaLa Espana vacia(Spanyol yang kosong), telah menghadirkan tantangan kelangsungan hidup yang berkelanjutan, walau menurut dia inisiatif toko buku telah membuahkan hasil.

Uruena dipilih untuk mendapatkan subsidi karena lokasinya dan bangunannya yang indah serta karena lokasinya yang relatif mudah dijangkau, hanya lebih dari dua jam berkendara dari Madrid dan sekitar 48 kilometer dari kota abad pertengahan Valladolid.

Dinas pariwisata di Uruena mencatatkan ada sebanyak 19.000 pengunjung datang ke desa itu pada 2021 walau sedang terjadi pandemi virus korona.BangkokPost/NYT/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top