Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Presiden Korsel Hari Ini Terbang ke Pyongyang

Denuklirisasi Agenda Utama Moon

Foto : AFP/JUNG Yeon -Je

perhatikan foto I Warga memperhatikan foto pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un selama pameran foto yang ditujukan untuk menyambut kembali pertemuan tingkat tinggi pemimpin Korsel dan Korut di Seoul, Senin (17/9). Rencana pertemuan ini di tengah ketidakpastian sikap AS terhadap Korut.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Korsel, Moon Jae-in, menegaskan bahwa kunjungannya ke Pyongyang akan mengutamakan isu denuklirisasi serta jadi mediator bagi AS dan Korut.

SEOUL - Denuklirisasi akan jadi agenda utama pada pertemuan tingkat tinggi antar-Korea di Pyongyang, Korea Utara (Korut). Hal itu disampaikan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, pada Senin (17/9), sebelum ia bertolak ke Korut untuk bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, mulai Selasa (18/9).

Kunjungan Presiden Moon ke Pyongyang akan jadi pertemuan ke-3 dengan Kim Jong-un. Pertemuan kali ini digelar ditengah ketidakpastian dan kemandekan perundingan antara Korut dan Amerika Serikat (AS) terkait denuklirisasi.

"Saya telah memastikan keinginan yang tulus dari pemimpin Kim Jong-un, dan Presiden AS, Donald Trump, di beberapa kesempatan," kata Presiden Moon saat berbicara di sidang kabinet. "Saya berencana untuk berbicara secara lugas dengan Kim Jong-un, untuk menemukan titik temu kompromi antara tuntutan denuklirisasi yang diajukan AS dan tuntutan Korut bagi diakhirinya permusuhan," imbuh Presiden Korsel itu.

Sebelumnya Moon pernah bertemu dengan Kim Jong-un pada April dai Mei tahun ini. Kedua pertemuan itu berhasil mengantar pada pertemuan tingkat tinggi bersejarah antara Presiden Trump dan Kim Jong-un, yang dilaksanakan di Singapura pada awal Juni lalu.

Dalam pertemuan di Singapura, Kim Jong-un menyatakan dukungannya atas denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea. Namun progres bagi denuklirisasi Korut dinilai AS amat lamban, sehingga Presiden AS frustrasi.

Dalam tuntutannya, AS menginginkan agar denuklirisasi di Korut bisa dilakukan secara tuntas, bisa diverifikasi, dan tak bisa dipulihkan. Sementara Korut menuntut adanya deklarasi resmi bahwa Perang Korea 1950-1953 telah berakhir. Korut juga menuntut agar ada jaminan keamanan jika Pyongyang melakukan denuklirisasi sepenuhnya.

"Presiden Korsel telah menyatakan kesediaannya untuk jadi mediator yang akan merapatkan kembali jurang perbedaan antara AS dan Korut," kata kepala staf Kepresidenan Korsel, Im Jong-seok.

Setelah kunjungan ke Pyongyang, Presiden Moon agendanya akan menghadiri Sidang Umum PBB di New York pada pengujung September ini. Dalam kunjungannya ke New York, Presiden Moon dipastikan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Trump.

Agenda penting lain yang akan diemban Presidn Moon saat kunjungannya ke Pyongyang yaitu mengeratkan kerja sama perekonomian dan meredakan ketegangan militer.

Ganti Komandan

Masih terkait dengan krisis di Semenanjung Korea, dilaporkan bahwa Washington akan mengganti komandan pasukan militer AS yang ditempatkan di Korsel.

"Jenderal Robert B Abrams, komandan Angkatan Bersenjata AS, pekan depan akan dinominasikan jadi komandan pasukan AS di Korea," demikian pernyataan dari laman Komite Senat untuk Urusan Angkatan Bersenjata personel militer di Korsel.

Jika disetujui Senat AS, maka Abrams akan menggantikan Jenderal Vincent Brooks yang telah bertugas di Korsel sejak April 2016.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top