Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Unjuk Rasa di Hong Kong

Demonstran Ancam Lanjutkan Aksi Protes

Foto : AFP/HECTOR RETAMAL

Aksi Bersih -Bersih l Sejumlah demonstran muda Hong Kong membersihkan jalanan yang dipenuhi sampah dan barikade pada Rabu (12/6) malam. Aksi bersih-bersih ini dilakukan setelah sebelumnya terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi yang menyebabkan banyak jalanan dan taman di Hong Kong dipenuhi sampah dan barikade.

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Pemimpin aksi unjuk rasa Hong Kong pada Kamis (13/6) mengumumkan bahwa mereka akan kembali turun ke jalan lagi pada Minggu (16/6), sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan mereka melawan RUU ekstradisi Tiongkok. Pengumuman itu disampaikan sehari setelah polisi Hong Kong membubarkan pengunjuk rasa dari jalan-jalan dengan menggunakan tembakan gas air mata dan peluru karet.

"(Kami) akan berjuang sampai akhir dengan warga Hong Kong," kata Jimmy Sham dari Front Hak Asasi Manusia Sipil, kelompok aksi protes utama, sembari menambahkan bahwa mereka telah mengajukan izin untuk mengadakan rapat umum pada akhir pekan nanti. "Saat menghadapi ketidaktahuan, penghinaan, dan penindasan, kami justru akan menjadi lebih kuat, dan akan ada lebih banyak warga Hong Kong (ikut unjuk rasa)," imbuh dia.

Ancaman ini menciptakan konfrontasi baru dengan para pemimpin kota yang telah menolak untuk mencabut undang-undang yang diusulkan dan mendapat dukungan kuat dari Beijing, apalagi sebelumnya mereka menggambarkan aksi protes pada Rabu (12/6) lalu sebagai sebuah "kerusuhan terorganisir".

Unjuk rasa di Hong Kong pekan ini disebut-sebut sebagai sebuah kekerasan politik terburuk sejak penyerahan Hong Kong ke Tiongkok oleh Inggris pada 1997. Unjuk rasa kembali memanas pada Rabu (12/6) ketika puluhan ribu pengunjuk rasa mengepung parlemen kota yang berujung dengan bentrokan dengan polisi.

Menyikapi situasi yang memanas, pemerintah kota Hong Kong pada Rabu lalu telah menyatakan akan menunda sesi debat di parlemen terkait RUU kontroversial tersebut untuk waktu tak terbatas.

Dalam aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh, polisi mengatakan sejauh ini mereka telah menahan 11 orang dan mengatakan 22 personel polisi luka-luka saat menghadapi para demonstran. Korban luka dari demonstran sejauh ini belum diketahui.

Pada Kamis kemarin, aksi unjuk rasa maupun bentrokan antara demonstran dengan polisi dalam skala kecil masih terjadi, namun kondisi di Hong Kong saat ini telah kondusif. Sepanjang hari kemarin, polisi dan pejabat sibuk membuka jalan dan menghapus barikade yang dipasang di jantung komersial Hong Kong.

Para demonstran muda juga terlihat turut membersihkan sampah di sebuah taman dekat parlemen yang kemarin kondisinya semrawut.

Tekanan Internasional

Terjadinya unjuk rasa antiekstradisi di Hong Kong menuai keprihatinan dari komunitas internasional.

Salah satunya datang dari Uni Eropa (UE) yang menekankan perlunya penghormatan terhadap hak fundamental warga Hong Kong untuk berkumpul dan menyatakan penentangan mereka terhadap RUU tersebut.

"UE menyatakan amat prihatin terhadap penentangan yang dikemukakan oleh warga Hong Kong," demikian pernyataan UE.

Tekanan juga datang dari Perdana Menteri Inggris, Theresa May, yang mengatakan sangat penting RUU itu tidak melanggar kesepakatan yang disetujui Tiongkok bagi mengizinkan Hong Kong mempertahankan kebebasannya setidaknya selama 50 tahun.

Komentar pun datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengatakan bahwa ia bisa memahami alasan demonstrasi dan ia berharap agar semuanya berhasil baik bagi Tiongkok maupun Hong Kong. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top