Deflasi Berkepanjangan Bisa Membuat Dunia Usaha Stagnasi
JAKARTA - Pemerintah dan masyarakat diingatkan agar tidak terburu-buru merayakan penurunan harga pangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, khususnya dua komoditas pangan vital yaitu beras dan bawang merah yang turun signifikan.
Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata, di Yogyakarta, Senin (12/8), mengatakan penurunan harga tidak serta-merta dapat dikaitkan dengan peningkatan produksi dalam negeri.
Laporan dari Perum Bulog menunjukkan bahwa impor beras masih akan terus berlanjut, bahkan ada potensi bahwa impor beras pada tahun 2024 akan menjadi yang terbesar sejak 1999. Hal itu menunjukkan bahwa pasokan beras dalam negeri belum cukup stabil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pemerintah masih harus mengandalkan impor.
"Bila deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut murni karena melimpahnya pasokan, seharusnya produksi pangan dalam negeri sudah meningkat sejak tiga bulan yang lalu. Namun, laporan yang ada menunjukkan bahwa perbaikan produksi baru terjadi belakangan ini," kata Aloysius.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya